Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117)
Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117)
Berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
(1) berpikir adalah kognitif, yang timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan melalui perilaku,
(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Definisi paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam suriasumantri(ed), 1983:52 dalam http//www.andragogi.com) di dalam diri seseorang.
Tujuan berpikir
Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktivitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.
Jenis berpikir
Morgan dkk.(1986, dalam Khodijah, 2006:118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung.
Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.
Berpikir langsung (direct thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.
Tipe berpikir
De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.
Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.
Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
Pola berpikir
Enam pola berpikir (Kartono, 1996 dalam Khodijah, 2006:118)
1. Berpikir konkrit, yaitu berpikirdalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu
2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.
3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.
4. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
6. Berpikri pendek, yaitu lawan berpikir ilamiah yang terjadi secaralebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.
Proses Berpikir
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstrasikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang hakiki itu ialah: mahluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
a. Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok atau subyek dan sebutan atau predikat.
3. Penariakan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
keputusan adalah hasil perbuatan akaluntuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
3 Macam penarikan kesimpulan
1. Kepitusan Induktif
Keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
2. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus. Jadi berlawanan dengan keputusan induktif.
3. Keputusan Analogis
Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
PERILAKU MENYIMPANG
PSIKOLOGI ABNORMAL
Psikologi Kriminal
Psikologi patologi
Psikologi sosial
PERILAKU MEYIMPANG
• Pengertian Perilaku Menyimpang
- Menurut James Vandor Zender
perilaku yang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
- Menurut Robert M.Z. Lawang
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
- Bruce J. Cohen
setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
- Paul B. Horton
setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-ciri perilaku menyimpang
• Penyimpangan harus dapat didefinisikan
• Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
• Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
• Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
• Terhadap norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
• Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang
• Dari sudut pandang Sosiologi
o Sosiologi
o Anomie
o Hubungan diferensial
o Pemberian julukan
• Dari sudut pandang biologi
• Dari sudut pandang psikologi
• Dari sudut pandang kriminologi
o Teori konflik
o Teori pengendalian
Jenis-jenis perilaku menyimpang
- Penyimpangan primer dan sekunder
- Penyimpangan imdividu dan kelompok
Bentuk-bentuk penyimpangan
1. Penyalahgunaan narkoba
2. Perkelahian pelajar
3. Perilaku seksual diluar nikah
Kesimpulan:
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat
Tuesday, November 9, 2010
Berpikir
Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117)
Berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
(1) berpikir adalah kognitif, yang timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan melalui perilaku,
(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Definisi paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam suriasumantri(ed), 1983:52 dalam http//www.andragogi.com) di dalam diri seseorang.
Tujuan berpikir
Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktivitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.
Jenis berpikir
Morgan dkk.(1986, dalam Khodijah, 2006:118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung.
Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.
Berpikir langsung (direct thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.
Tipe berpikir
De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.
Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.
Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
Pola berpikir
Enam pola berpikir (Kartono, 1996 dalam Khodijah, 2006:118)
1. Berpikir konkrit, yaitu berpikirdalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu
2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.
3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.
4. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
6. Berpikri pendek, yaitu lawan berpikir ilamiah yang terjadi secaralebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.
Proses Berpikir
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstrasikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang hakiki itu ialah: mahluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
a. Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok atau subyek dan sebutan atau predikat.
3. Penariakan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
keputusan adalah hasil perbuatan akaluntuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
3 Macam penarikan kesimpulan
1. Kepitusan Induktif
Keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
2. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus. Jadi berlawanan dengan keputusan induktif.
3. Keputusan Analogis
Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
PERILAKU MENYIMPANG
PSIKOLOGI ABNORMAL
Psikologi Kriminal
Psikologi patologi
Psikologi sosial
PERILAKU MEYIMPANG
• Pengertian Perilaku Menyimpang
- Menurut James Vandor Zender
perilaku yang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
- Menurut Robert M.Z. Lawang
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
- Bruce J. Cohen
setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
- Paul B. Horton
setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-ciri perilaku menyimpang
• Penyimpangan harus dapat didefinisikan
• Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
• Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
• Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
• Terhadap norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
• Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang
• Dari sudut pandang Sosiologi
o Sosiologi
o Anomie
o Hubungan diferensial
o Pemberian julukan
• Dari sudut pandang biologi
• Dari sudut pandang psikologi
• Dari sudut pandang kriminologi
o Teori konflik
o Teori pengendalian
Jenis-jenis perilaku menyimpang
- Penyimpangan primer dan sekunder
- Penyimpangan imdividu dan kelompok
Bentuk-bentuk penyimpangan
1. Penyalahgunaan narkoba
2. Perkelahian pelajar
3. Perilaku seksual diluar nikah
Kesimpulan:
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat
Tuesday, November 9, 2010
Berpikir
Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117)
Berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
(1) berpikir adalah kognitif, yang timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan melalui perilaku,
(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Definisi paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam suriasumantri(ed), 1983:52 dalam http//www.andragogi.com) di dalam diri seseorang.
Tujuan berpikir
Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktivitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.
Jenis berpikir
Morgan dkk.(1986, dalam Khodijah, 2006:118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung.
Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.
Berpikir langsung (direct thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.
Tipe berpikir
De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.
Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.
Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
Pola berpikir
Enam pola berpikir (Kartono, 1996 dalam Khodijah, 2006:118)
1. Berpikir konkrit, yaitu berpikirdalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu
2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.
3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.
4. Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
6. Berpikri pendek, yaitu lawan berpikir ilamiah yang terjadi secaralebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.
Proses Berpikir
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstrasikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri-ciri yang hakiki itu ialah: mahluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
a. Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok atau subyek dan sebutan atau predikat.
3. Penariakan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
keputusan adalah hasil perbuatan akaluntuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
3 Macam penarikan kesimpulan
1. Kepitusan Induktif
Keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
2. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus. Jadi berlawanan dengan keputusan induktif.
3. Keputusan Analogis
Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
PERILAKU MENYIMPANG
PSIKOLOGI ABNORMAL
Psikologi Kriminal
Psikologi patologi
Psikologi sosial
PERILAKU MEYIMPANG
• Pengertian Perilaku Menyimpang
- Menurut James Vandor Zender
perilaku yang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
- Menurut Robert M.Z. Lawang
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
- Bruce J. Cohen
setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
- Paul B. Horton
setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-ciri perilaku menyimpang
• Penyimpangan harus dapat didefinisikan
• Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
• Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
• Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
• Terhadap norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
• Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang
• Dari sudut pandang Sosiologi
o Sosiologi
o Anomie
o Hubungan diferensial
o Pemberian julukan
• Dari sudut pandang biologi
• Dari sudut pandang psikologi
• Dari sudut pandang kriminologi
o Teori konflik
o Teori pengendalian
Jenis-jenis perilaku menyimpang
- Penyimpangan primer dan sekunder
- Penyimpangan imdividu dan kelompok
Bentuk-bentuk penyimpangan
1. Penyalahgunaan narkoba
2. Perkelahian pelajar
3. Perilaku seksual diluar nikah
Kesimpulan:
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat
0 comments on "Berpikir"
Post a Comment