KotaSantri.com : ALLAH SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah, 2/208).
***
Sabab Nuzul
Sabab nuzul ayat ini menurut Imam Al-Baghawi [1] berkaitan dengan masuk Islamnya seorang Ahli Kitab Yahudi Bani Nadhir bernama AbduLLAH bin Salam dan teman-temannya, namun setelah memeluk Islam ia tetap menganggap mulianya hari Sabtu dan tidak mau memakan daging unta, kemudian mereka pun menyatakan, "Wahai RasuluLLAH, bukankah Taurat itu adalah KitabuLLAH? Maka izinkan kami tetap membacanya dalam shalat-shalat malam kami?" Maka turunlah ayat ini. Hadits ini disebutkan pula oleh pengarang kitab Jallalain dalam tafsirnya [2] dan pengarang kitab Al-Wajiz [3].
Sementara pengarang kitab Zaadul Masiir menyatakan [4] bahwa ada 3 pendapat berkaitan dengan nuzulnya ayat ini; Pertama, ia berkaitan dengan peristiwa Ibnu Salam (sanadnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas RA). Kedua, ia berkaitan dengan Ahli Kitab yang tidak mau beriman pada nabi Muhammad SAW (sanadnya diriwayatkan juga --tp menggunakan kata ruwiya 'an-- dari Ibnu Abbas RA, disebutkan juga oleh Adh-Dhahhak). Ketiga, ia diturunkan untuk kaum muslimin agar mengimani dan melaksanakan semua syari'at Islam (sanadnya diriwayatkan oleh Mujahid dan Qatadah RA).
***
Tafsir Ayat
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya [5] menafsirkan maknanya sebagai, "Masuklah ke dalam ketaatan seluruhnya." Ia menyitir pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Abul 'Aliyah, Ikrimah, Rabi' bin Anas, As-Suddiy, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, Adh-Dhahhak, berkata mereka bahwa makna kafah dalam ayat tersebut, "Beramallah dengan semua amal dan seluruh bentuk kebajikan."
Imam At-Thabari dalam tafsirnya [6] memilih pendapat yang menafsirkannya, "Masuklah ke dalam Islam keseluruhannya." Ia pun menyitir atsar lainnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid, dan Adh-Dhahhak yang berpendapat demikian. Ini pula pendapat Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya [7], demikian pula Imam Al-Baghawi [8], dan pengarang kitab Fathul Qadir [9].
***
Karakteristik Islam dan Muslim
Islam adalah agama yang memiliki karakteristik yang khusus dan sempurna, karena ia diturunkan dari yang Mahasempurna. Dan Allah SWT menurunkan Islam semata-mata untuk mengangkat, meninggikan, memuliakan, dan menyempurnakan hamba-hambaNya, karena ia tidak memiliki kepentingan (vested interest) sedikit pun atas manusia. Oleh karena itu, seorang yang berinteraksi dengan Islam secara benar, maka secara logika ia pastilah akan terbentuk, tercelup, dan tersempurnakan (QS. 2/138) oleh sistem yang paling sempurna (QS. 5/3) yang diturunkan oleh yang MahaSempurna melalui hambanya yang paling sempurna (QS. 68/3-4).
Maka jika kita melihat kondisi kaum muslimin tidak sebagaimana karakteristik yang dipaparkan di bawah ini, maka penyebabnya adalah 1 di antara 2 hal : Apakah ia adalah seorang yang hanya memiliki pemahaman Islam yang minim dan seadanya sehingga ia tidak mampu menikmati dan menyerap seluruh nilai-nilai Islam itu dengan baik; Atau ia adalah seorang yang berprasangka buruk terhadap Islam, menganggapnya sebagai cerita kuno dan identik dengan keterbelakangan sehingga ia tidak mau menyisakan waktunya untuk mempelajari Islam dengan teliti dan sunguh-sungguh.
Untuk kelompok pertama, solusinya adalah dengan mempelajari Islam secara teliti dan sungguh-sungguh, bukankah anda telah memilih untuk memeluk agama ini? Maka mengapakah anda menyiksa diri anda dengan keraguan tanpa berusaha untuk memuaskan keraguan fikiran dan jiwa anda terhadap agama yang telah anda pilih ini?!
Dan untuk kelompok kedua, maka dapat dikatakan bahwa anda tidak bersikap obyektif dan adil terhadap Islam. Bagaimana anda telah mempelajari ilmu pengetahuan yang anda pelajari saat ini dengan sungguh-sungguh, bertahun-tahun lamanya, dengan membaca berbagai buku dan media, melakukan berbagai percobaan, survai, dan eksperiman, mengalami keberhasilan dan kegagalan silih berganti, sampai akhirnya anda berhasil saat ini; Sementara sebaliknya terhadap Islam, hanya dengan membaca dan mendengar seadanya tanpa usaha yang keras anda sudah menyimpulkan bahwa Islam identik dengan kebodohan dan keterbelakangan, apakah ini sebuah sikap yang ilmiah dan obyektif?!
Adapun karakteristik seorang muslim sebagai dampak dari Islam yang dipelajari, difahami, dan diamalkannya dengan benar dan konsisten tersebut antara lain adalah :
1. Islam adalah agama yang membersihkan penganutnya dari syirik dan Islam paling sesuai dengan fitrah kemanusiaan, maka seorang muslim yang benar seharusnya menjadi seorang yang ikhlas dan lurus fitrahnya (QS. 39/2;11;14, 7/172, 30/30).
2. Islam adalah agama yang sangat sarat dengan nilai-nilai dan aturan, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang yang bermutu dan teratur (QS. 43/4, 36/1-2).
3. Islam adalah agama moralitas dan hukum, maka seorang muslim akan menjadi orang yang bermoral dan bijaksana (QS. 4/36;105).
4. Islam adalah agama kebersihan dan kesucian, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang bersih fisiknya serta suci jiwanya (QS. 9/108).
5. Islam adalah agama ilmu dan amal, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang alim yang aktif beramal (QS. 47/19, 2/44).
6. Islam adalah agama Ilmu dan pemikiran, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang alim yang pemikir (QS. 9/122).
7. Islam adalah agama aktifitas dan pahala, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang aktifis yang senantiasa optimis akan ganjaran Allah SWT atas setiap pekerjaannya.
8. Islam adalah agama kekuatan dan tanggungjawab, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang kuat dan dapat dipercaya (QS. 28/26).
9. Islam adalah agama kemuliaan dan kasih-sayang, maka seorang muslim harus menjadi seorang yang mulia tapi penyayang (QS. 9/128, 49/10).
10. Islam adalah agama negara dan ibadah, maka seorang muslim akan menjadi seorang politisi yang ahli ibadah (QS. 73/20).
11. Islam merupakan agama senjata dan Al-Qur'an, maka seorang muslim akan menjadi seorang mujahid yang rabbani/ahli ibadah (QS. 9/111, 3/79).
12. Islam adalah agama harakah dan peraturan, maka seorang muslim akan menjadi seorang aktifis yang teratur/tidak serabutan dan sembrono (QS. 9/38-39, 16/125).
***
Islam sebagai Sistem yang Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan Muslim
Jika kita membaca dan mempelajari Tafsir Al-Qur'an, baik yang dikarang oleh ulama terdahulu (salaf) maupun kontemporer (khalaf), maka akan kita dapatkan definisi cakupan Islam sebagai sistem yang memberi arahan kepada semua aspek kehidupan muslim. Dari masalah yang remeh, seperti mengenai cara berjalan dan berbicara (QS. 31/19), sampai dengan masalah besar, seperti hukum dan undang-undang (QS. 5/48-49), dapat ditemui arahannya di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Secara lengkap pengarahan Islam dalam Al-Qur'an mengenai berbagai aspek kehidupan muslim, dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Islam sebagai agama dan ideologi (QS. 6/162-164).
2. Islam sebagai sistem yang mengatur moralitas dan tingkah-laku (QS. 17/23-37).
3. Islam sebagai pedoman yang mengarahkan perasaan (QS. 57/22-23, 4/104).
4. Islam sebagai pedoman dalam sistem pendidikan (QS. 96/1-5, 3/164).
5. Islam sebagai pedoman dalam sistem sosial kemasyarakatan (QS. 49/11-13, 24/11-17).
6. Islam sebagai pedoman dalam sistem politik dan kenegaraan (QS. 4/59).
7. Islam sebagai pedoman yang mengatur sistem perekonomian (QS. 2/3, 59/7, 9/60;103).
8. Islam sebagai pedoman dalam sistem kemiliteran (QS. 8/39,60-61).
9. Islam sebagai pedoman dalam sistem hukum dan perundangan (QS. 5/50).
Wallahu waliyyu at-Taufiiq…
---
[1] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[2] Tafsir Jallalain, I/41.
[3] Tafsir Al-Wajiz, I/160.
[4] Tafsir Zaadul Masiir, I/224.
[5] Tafsir Ibnu Katsir, I/335.
[6] Tafsir At-Thabari, II/335.
[7] Tafsir Al-Qurthubi, III/26.
[8] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[9] Tafsir Fathul Qadir, I/321.
*) Serial TAFSIR : Belajar Islam secara Kaffah
Tuesday, November 9, 2010
Belajar Islam secara Kaffah
KotaSantri.com : ALLAH SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah, 2/208).
***
Sabab Nuzul
Sabab nuzul ayat ini menurut Imam Al-Baghawi [1] berkaitan dengan masuk Islamnya seorang Ahli Kitab Yahudi Bani Nadhir bernama AbduLLAH bin Salam dan teman-temannya, namun setelah memeluk Islam ia tetap menganggap mulianya hari Sabtu dan tidak mau memakan daging unta, kemudian mereka pun menyatakan, "Wahai RasuluLLAH, bukankah Taurat itu adalah KitabuLLAH? Maka izinkan kami tetap membacanya dalam shalat-shalat malam kami?" Maka turunlah ayat ini. Hadits ini disebutkan pula oleh pengarang kitab Jallalain dalam tafsirnya [2] dan pengarang kitab Al-Wajiz [3].
Sementara pengarang kitab Zaadul Masiir menyatakan [4] bahwa ada 3 pendapat berkaitan dengan nuzulnya ayat ini; Pertama, ia berkaitan dengan peristiwa Ibnu Salam (sanadnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas RA). Kedua, ia berkaitan dengan Ahli Kitab yang tidak mau beriman pada nabi Muhammad SAW (sanadnya diriwayatkan juga --tp menggunakan kata ruwiya 'an-- dari Ibnu Abbas RA, disebutkan juga oleh Adh-Dhahhak). Ketiga, ia diturunkan untuk kaum muslimin agar mengimani dan melaksanakan semua syari'at Islam (sanadnya diriwayatkan oleh Mujahid dan Qatadah RA).
***
Tafsir Ayat
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya [5] menafsirkan maknanya sebagai, "Masuklah ke dalam ketaatan seluruhnya." Ia menyitir pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Abul 'Aliyah, Ikrimah, Rabi' bin Anas, As-Suddiy, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, Adh-Dhahhak, berkata mereka bahwa makna kafah dalam ayat tersebut, "Beramallah dengan semua amal dan seluruh bentuk kebajikan."
Imam At-Thabari dalam tafsirnya [6] memilih pendapat yang menafsirkannya, "Masuklah ke dalam Islam keseluruhannya." Ia pun menyitir atsar lainnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid, dan Adh-Dhahhak yang berpendapat demikian. Ini pula pendapat Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya [7], demikian pula Imam Al-Baghawi [8], dan pengarang kitab Fathul Qadir [9].
***
Karakteristik Islam dan Muslim
Islam adalah agama yang memiliki karakteristik yang khusus dan sempurna, karena ia diturunkan dari yang Mahasempurna. Dan Allah SWT menurunkan Islam semata-mata untuk mengangkat, meninggikan, memuliakan, dan menyempurnakan hamba-hambaNya, karena ia tidak memiliki kepentingan (vested interest) sedikit pun atas manusia. Oleh karena itu, seorang yang berinteraksi dengan Islam secara benar, maka secara logika ia pastilah akan terbentuk, tercelup, dan tersempurnakan (QS. 2/138) oleh sistem yang paling sempurna (QS. 5/3) yang diturunkan oleh yang MahaSempurna melalui hambanya yang paling sempurna (QS. 68/3-4).
Maka jika kita melihat kondisi kaum muslimin tidak sebagaimana karakteristik yang dipaparkan di bawah ini, maka penyebabnya adalah 1 di antara 2 hal : Apakah ia adalah seorang yang hanya memiliki pemahaman Islam yang minim dan seadanya sehingga ia tidak mampu menikmati dan menyerap seluruh nilai-nilai Islam itu dengan baik; Atau ia adalah seorang yang berprasangka buruk terhadap Islam, menganggapnya sebagai cerita kuno dan identik dengan keterbelakangan sehingga ia tidak mau menyisakan waktunya untuk mempelajari Islam dengan teliti dan sunguh-sungguh.
Untuk kelompok pertama, solusinya adalah dengan mempelajari Islam secara teliti dan sungguh-sungguh, bukankah anda telah memilih untuk memeluk agama ini? Maka mengapakah anda menyiksa diri anda dengan keraguan tanpa berusaha untuk memuaskan keraguan fikiran dan jiwa anda terhadap agama yang telah anda pilih ini?!
Dan untuk kelompok kedua, maka dapat dikatakan bahwa anda tidak bersikap obyektif dan adil terhadap Islam. Bagaimana anda telah mempelajari ilmu pengetahuan yang anda pelajari saat ini dengan sungguh-sungguh, bertahun-tahun lamanya, dengan membaca berbagai buku dan media, melakukan berbagai percobaan, survai, dan eksperiman, mengalami keberhasilan dan kegagalan silih berganti, sampai akhirnya anda berhasil saat ini; Sementara sebaliknya terhadap Islam, hanya dengan membaca dan mendengar seadanya tanpa usaha yang keras anda sudah menyimpulkan bahwa Islam identik dengan kebodohan dan keterbelakangan, apakah ini sebuah sikap yang ilmiah dan obyektif?!
Adapun karakteristik seorang muslim sebagai dampak dari Islam yang dipelajari, difahami, dan diamalkannya dengan benar dan konsisten tersebut antara lain adalah :
1. Islam adalah agama yang membersihkan penganutnya dari syirik dan Islam paling sesuai dengan fitrah kemanusiaan, maka seorang muslim yang benar seharusnya menjadi seorang yang ikhlas dan lurus fitrahnya (QS. 39/2;11;14, 7/172, 30/30).
2. Islam adalah agama yang sangat sarat dengan nilai-nilai dan aturan, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang yang bermutu dan teratur (QS. 43/4, 36/1-2).
3. Islam adalah agama moralitas dan hukum, maka seorang muslim akan menjadi orang yang bermoral dan bijaksana (QS. 4/36;105).
4. Islam adalah agama kebersihan dan kesucian, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang bersih fisiknya serta suci jiwanya (QS. 9/108).
5. Islam adalah agama ilmu dan amal, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang alim yang aktif beramal (QS. 47/19, 2/44).
6. Islam adalah agama Ilmu dan pemikiran, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang alim yang pemikir (QS. 9/122).
7. Islam adalah agama aktifitas dan pahala, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang aktifis yang senantiasa optimis akan ganjaran Allah SWT atas setiap pekerjaannya.
8. Islam adalah agama kekuatan dan tanggungjawab, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang kuat dan dapat dipercaya (QS. 28/26).
9. Islam adalah agama kemuliaan dan kasih-sayang, maka seorang muslim harus menjadi seorang yang mulia tapi penyayang (QS. 9/128, 49/10).
10. Islam adalah agama negara dan ibadah, maka seorang muslim akan menjadi seorang politisi yang ahli ibadah (QS. 73/20).
11. Islam merupakan agama senjata dan Al-Qur'an, maka seorang muslim akan menjadi seorang mujahid yang rabbani/ahli ibadah (QS. 9/111, 3/79).
12. Islam adalah agama harakah dan peraturan, maka seorang muslim akan menjadi seorang aktifis yang teratur/tidak serabutan dan sembrono (QS. 9/38-39, 16/125).
***
Islam sebagai Sistem yang Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan Muslim
Jika kita membaca dan mempelajari Tafsir Al-Qur'an, baik yang dikarang oleh ulama terdahulu (salaf) maupun kontemporer (khalaf), maka akan kita dapatkan definisi cakupan Islam sebagai sistem yang memberi arahan kepada semua aspek kehidupan muslim. Dari masalah yang remeh, seperti mengenai cara berjalan dan berbicara (QS. 31/19), sampai dengan masalah besar, seperti hukum dan undang-undang (QS. 5/48-49), dapat ditemui arahannya di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Secara lengkap pengarahan Islam dalam Al-Qur'an mengenai berbagai aspek kehidupan muslim, dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Islam sebagai agama dan ideologi (QS. 6/162-164).
2. Islam sebagai sistem yang mengatur moralitas dan tingkah-laku (QS. 17/23-37).
3. Islam sebagai pedoman yang mengarahkan perasaan (QS. 57/22-23, 4/104).
4. Islam sebagai pedoman dalam sistem pendidikan (QS. 96/1-5, 3/164).
5. Islam sebagai pedoman dalam sistem sosial kemasyarakatan (QS. 49/11-13, 24/11-17).
6. Islam sebagai pedoman dalam sistem politik dan kenegaraan (QS. 4/59).
7. Islam sebagai pedoman yang mengatur sistem perekonomian (QS. 2/3, 59/7, 9/60;103).
8. Islam sebagai pedoman dalam sistem kemiliteran (QS. 8/39,60-61).
9. Islam sebagai pedoman dalam sistem hukum dan perundangan (QS. 5/50).
Wallahu waliyyu at-Taufiiq…
---
[1] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[2] Tafsir Jallalain, I/41.
[3] Tafsir Al-Wajiz, I/160.
[4] Tafsir Zaadul Masiir, I/224.
[5] Tafsir Ibnu Katsir, I/335.
[6] Tafsir At-Thabari, II/335.
[7] Tafsir Al-Qurthubi, III/26.
[8] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[9] Tafsir Fathul Qadir, I/321.
*) Serial TAFSIR : Belajar Islam secara Kaffah
Tuesday, November 9, 2010
Belajar Islam secara Kaffah
KotaSantri.com : ALLAH SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah, 2/208).
***
Sabab Nuzul
Sabab nuzul ayat ini menurut Imam Al-Baghawi [1] berkaitan dengan masuk Islamnya seorang Ahli Kitab Yahudi Bani Nadhir bernama AbduLLAH bin Salam dan teman-temannya, namun setelah memeluk Islam ia tetap menganggap mulianya hari Sabtu dan tidak mau memakan daging unta, kemudian mereka pun menyatakan, "Wahai RasuluLLAH, bukankah Taurat itu adalah KitabuLLAH? Maka izinkan kami tetap membacanya dalam shalat-shalat malam kami?" Maka turunlah ayat ini. Hadits ini disebutkan pula oleh pengarang kitab Jallalain dalam tafsirnya [2] dan pengarang kitab Al-Wajiz [3].
Sementara pengarang kitab Zaadul Masiir menyatakan [4] bahwa ada 3 pendapat berkaitan dengan nuzulnya ayat ini; Pertama, ia berkaitan dengan peristiwa Ibnu Salam (sanadnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas RA). Kedua, ia berkaitan dengan Ahli Kitab yang tidak mau beriman pada nabi Muhammad SAW (sanadnya diriwayatkan juga --tp menggunakan kata ruwiya 'an-- dari Ibnu Abbas RA, disebutkan juga oleh Adh-Dhahhak). Ketiga, ia diturunkan untuk kaum muslimin agar mengimani dan melaksanakan semua syari'at Islam (sanadnya diriwayatkan oleh Mujahid dan Qatadah RA).
***
Tafsir Ayat
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya [5] menafsirkan maknanya sebagai, "Masuklah ke dalam ketaatan seluruhnya." Ia menyitir pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Abul 'Aliyah, Ikrimah, Rabi' bin Anas, As-Suddiy, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, Adh-Dhahhak, berkata mereka bahwa makna kafah dalam ayat tersebut, "Beramallah dengan semua amal dan seluruh bentuk kebajikan."
Imam At-Thabari dalam tafsirnya [6] memilih pendapat yang menafsirkannya, "Masuklah ke dalam Islam keseluruhannya." Ia pun menyitir atsar lainnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid, dan Adh-Dhahhak yang berpendapat demikian. Ini pula pendapat Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya [7], demikian pula Imam Al-Baghawi [8], dan pengarang kitab Fathul Qadir [9].
***
Karakteristik Islam dan Muslim
Islam adalah agama yang memiliki karakteristik yang khusus dan sempurna, karena ia diturunkan dari yang Mahasempurna. Dan Allah SWT menurunkan Islam semata-mata untuk mengangkat, meninggikan, memuliakan, dan menyempurnakan hamba-hambaNya, karena ia tidak memiliki kepentingan (vested interest) sedikit pun atas manusia. Oleh karena itu, seorang yang berinteraksi dengan Islam secara benar, maka secara logika ia pastilah akan terbentuk, tercelup, dan tersempurnakan (QS. 2/138) oleh sistem yang paling sempurna (QS. 5/3) yang diturunkan oleh yang MahaSempurna melalui hambanya yang paling sempurna (QS. 68/3-4).
Maka jika kita melihat kondisi kaum muslimin tidak sebagaimana karakteristik yang dipaparkan di bawah ini, maka penyebabnya adalah 1 di antara 2 hal : Apakah ia adalah seorang yang hanya memiliki pemahaman Islam yang minim dan seadanya sehingga ia tidak mampu menikmati dan menyerap seluruh nilai-nilai Islam itu dengan baik; Atau ia adalah seorang yang berprasangka buruk terhadap Islam, menganggapnya sebagai cerita kuno dan identik dengan keterbelakangan sehingga ia tidak mau menyisakan waktunya untuk mempelajari Islam dengan teliti dan sunguh-sungguh.
Untuk kelompok pertama, solusinya adalah dengan mempelajari Islam secara teliti dan sungguh-sungguh, bukankah anda telah memilih untuk memeluk agama ini? Maka mengapakah anda menyiksa diri anda dengan keraguan tanpa berusaha untuk memuaskan keraguan fikiran dan jiwa anda terhadap agama yang telah anda pilih ini?!
Dan untuk kelompok kedua, maka dapat dikatakan bahwa anda tidak bersikap obyektif dan adil terhadap Islam. Bagaimana anda telah mempelajari ilmu pengetahuan yang anda pelajari saat ini dengan sungguh-sungguh, bertahun-tahun lamanya, dengan membaca berbagai buku dan media, melakukan berbagai percobaan, survai, dan eksperiman, mengalami keberhasilan dan kegagalan silih berganti, sampai akhirnya anda berhasil saat ini; Sementara sebaliknya terhadap Islam, hanya dengan membaca dan mendengar seadanya tanpa usaha yang keras anda sudah menyimpulkan bahwa Islam identik dengan kebodohan dan keterbelakangan, apakah ini sebuah sikap yang ilmiah dan obyektif?!
Adapun karakteristik seorang muslim sebagai dampak dari Islam yang dipelajari, difahami, dan diamalkannya dengan benar dan konsisten tersebut antara lain adalah :
1. Islam adalah agama yang membersihkan penganutnya dari syirik dan Islam paling sesuai dengan fitrah kemanusiaan, maka seorang muslim yang benar seharusnya menjadi seorang yang ikhlas dan lurus fitrahnya (QS. 39/2;11;14, 7/172, 30/30).
2. Islam adalah agama yang sangat sarat dengan nilai-nilai dan aturan, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang yang bermutu dan teratur (QS. 43/4, 36/1-2).
3. Islam adalah agama moralitas dan hukum, maka seorang muslim akan menjadi orang yang bermoral dan bijaksana (QS. 4/36;105).
4. Islam adalah agama kebersihan dan kesucian, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang bersih fisiknya serta suci jiwanya (QS. 9/108).
5. Islam adalah agama ilmu dan amal, maka seorang muslim seharusnya menjadi seorang alim yang aktif beramal (QS. 47/19, 2/44).
6. Islam adalah agama Ilmu dan pemikiran, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang alim yang pemikir (QS. 9/122).
7. Islam adalah agama aktifitas dan pahala, maka seorang muslim haruslah menjadi seorang aktifis yang senantiasa optimis akan ganjaran Allah SWT atas setiap pekerjaannya.
8. Islam adalah agama kekuatan dan tanggungjawab, maka seorang muslim seharusnya menjadi orang yang kuat dan dapat dipercaya (QS. 28/26).
9. Islam adalah agama kemuliaan dan kasih-sayang, maka seorang muslim harus menjadi seorang yang mulia tapi penyayang (QS. 9/128, 49/10).
10. Islam adalah agama negara dan ibadah, maka seorang muslim akan menjadi seorang politisi yang ahli ibadah (QS. 73/20).
11. Islam merupakan agama senjata dan Al-Qur'an, maka seorang muslim akan menjadi seorang mujahid yang rabbani/ahli ibadah (QS. 9/111, 3/79).
12. Islam adalah agama harakah dan peraturan, maka seorang muslim akan menjadi seorang aktifis yang teratur/tidak serabutan dan sembrono (QS. 9/38-39, 16/125).
***
Islam sebagai Sistem yang Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan Muslim
Jika kita membaca dan mempelajari Tafsir Al-Qur'an, baik yang dikarang oleh ulama terdahulu (salaf) maupun kontemporer (khalaf), maka akan kita dapatkan definisi cakupan Islam sebagai sistem yang memberi arahan kepada semua aspek kehidupan muslim. Dari masalah yang remeh, seperti mengenai cara berjalan dan berbicara (QS. 31/19), sampai dengan masalah besar, seperti hukum dan undang-undang (QS. 5/48-49), dapat ditemui arahannya di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Secara lengkap pengarahan Islam dalam Al-Qur'an mengenai berbagai aspek kehidupan muslim, dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Islam sebagai agama dan ideologi (QS. 6/162-164).
2. Islam sebagai sistem yang mengatur moralitas dan tingkah-laku (QS. 17/23-37).
3. Islam sebagai pedoman yang mengarahkan perasaan (QS. 57/22-23, 4/104).
4. Islam sebagai pedoman dalam sistem pendidikan (QS. 96/1-5, 3/164).
5. Islam sebagai pedoman dalam sistem sosial kemasyarakatan (QS. 49/11-13, 24/11-17).
6. Islam sebagai pedoman dalam sistem politik dan kenegaraan (QS. 4/59).
7. Islam sebagai pedoman yang mengatur sistem perekonomian (QS. 2/3, 59/7, 9/60;103).
8. Islam sebagai pedoman dalam sistem kemiliteran (QS. 8/39,60-61).
9. Islam sebagai pedoman dalam sistem hukum dan perundangan (QS. 5/50).
Wallahu waliyyu at-Taufiiq…
---
[1] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[2] Tafsir Jallalain, I/41.
[3] Tafsir Al-Wajiz, I/160.
[4] Tafsir Zaadul Masiir, I/224.
[5] Tafsir Ibnu Katsir, I/335.
[6] Tafsir At-Thabari, II/335.
[7] Tafsir Al-Qurthubi, III/26.
[8] Tafsir Al-Baghawi, I/240.
[9] Tafsir Fathul Qadir, I/321.
*) Serial TAFSIR : Belajar Islam secara Kaffah
0 comments on "Belajar Islam secara Kaffah"
Post a Comment