Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam. Tampak luar bahan tambang batu gamping berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga hitam. Berdasarkan determinasi bahan tambang batu gamping merupakan salah satu bahan galian industri yang potensinya sangat besar. Cadangan batu gamping di seluruh Indonesia diperkirakan lebih dari 28 milyar ton yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, salah satu lokasi depositnya yang cukup besar adalah di Tasikmlaya bagian Selatan.
A. PROSPEK PASAR
Paling tidak terdapat empat bidang kegiatan yang memanfaatkan keunggulan sifat fisik dan kimia batu gamping, yaitu, bidang pertanian, bahan bangunan, industri dan lingkungan. Pemanfaatan batu gamping di bidang pertanian sangat prospektif. Seperti dikatahui bahwa batu gamping dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah untuk diserap tanaman. Proses kerjanya melalui penurunan kadar asam tanah.Sementara itu lahan-lahan pertanian saat ini banyak yang mencapai keasaman yang tinggi sehingga memerlukan penetralan melalui penggunaan batu gamping.Dibidang industri, penggunaan batu gamping sangat beragam untuk pembuatan berbagai produk, seperti kaca, karbid, bata silika, peleburan baja dan lain-lain. Melihat penggunaan seperti itu, dapat disimpulkan, bahwa permintaan batu gamping akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumnlah penduduk dan dinamika pembangunan.
B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Wilayah-wilayah yang memiliki cadangan batu gamping di Tasikmalaya adalah Kecamatan Cibalong, Parungponteng, Taraju, Karangnunggal, Cipatujah, Cikatomas dan Cikalong. Berdasarkan karakteristiknya, batu gamping memiliki ciri khas tersendiri apabila dibandingkan dengan batu gamping yang ditambang ditempat lainnya, sebagai contoh:
• Batu gamping dari daerah Taraju, mutu CaO : 54,07% MgO :2,82% Fe2O3 + Al2O3 : 2,50%, cadangan puluhan juta ton, berumur miosen, kurang kompak, berlapis baik, berwarna kekuningan dan putih.
• Batu gamping dari daerah Sukaraja, mutu CaO : 53,49% MgO : 0,62% Fe2O3 + Al2O3 : 0,57%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Batu gamping dari daerah Cibalong, mutu CaO : 53,71% - 54,68% MgO : 1%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Selain di daerah tersebut diatas, batu gamping tersebar di daerah Kecamatan Sodonghilir, Parungponteng dan Cigunung, namun belum dilakukan eksplorasi yang lebih mendalam sehingga kualitas maupun perkiraan cadangannya belum diketahui dengan pasti.
Batu Gamping
Sebaran batuan tersebut cukup luas, memanjang dari arah utara ke selatan. Jenis batuan tersebut merupakan bagian dari formasi-formasi Berai. Penyebarannya melingkupi Batu Butuk, Muara Komam, Batu Sopang, Legai, Muara Tiung, Songka, Rantau Bitungan dan Kerayan. Hingga saat ini, jenis batu-batuan tersebut digunakan di dalam industri bangunan, pertanian, bahan baku semen dan sebagainya. Berdasarkan sampel hasil analisis kimia, batu gamping memiliki kadar CaO mencapai 57,12 % - 53,73%; sedangkan kekerasan batuan gamping yang terbaik terdapat di daerah Kerayan.
Lempung
Sebaran bahan galian tanah lempung meliputi daerah Lolo, Janju, Kuaro, Kerang, Petangis, Long Ikis, Tajur, Belimbing, Nipah-nipah, Simpang Pait, Muara Langon, Muara Komam dan Batu Sopang. Batuan tersebut juga dapat ditemukan pada formasi Pulau Balang, Berai, dan Tanjung. Ketebalan singkapannya mencapai 1-4 m, dengan kemiringan 10-15 derajat. Endapan yang diperkirakan, berdasarkan pemindaian menggunakan X-ray adalah mentmorilonit. Lempung dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik (gerabah/porselen), tergantung pada kandungan mineral dan sifat fisik didalamnya. Selain batu gamping, lempung juga merupakan bahan baku pada industri semen.
Batuan Ultramafik
Ultramafik yang ditemukan di Kabupaten Pasir adalah harzburgit dan serpentinit, yang memiliki karakteristik berwarna hitam kehijauan. Singkapannya tersebar di daerah Gunung Rambutan, Batu Sopang, serta memanjang dari arah barat laut hingga ke tenggara Kabupaten Pasir, dengan panjang sebaran lebih kurang 12 Km dan lebar sekitar 5 Km.
Pasir Kuarsa
Sebaran pasir kuarsa berlokasi di Long Ikis, Pasir Belengkong, Pasir Mayang. Di daerah Pasir Mayang, pasir kuarsa ditemukan dalam bentuk endapan alluvium, yang ketebalannya mencapai 2-3 meter, dengan warna kelabu kecoklatan. Selain itu, cadangan lainnya terdapat di Desa Serakit Batu Sopang, yang memiliki luas sebaran sekitar 4.000 Ha, dan ketebalan rata-rata 10 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa diperkirakan mencapai 500 juta metrik ton, sedangkan di Pasir Belengkong luasnya sebarannya mencapai 10 Ha, dengan ketebalan rata-rata 5 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa di Pasir Belengkong diperkiran mencapai 500.000 MT, sedangkan di Desa Pait ketebalan singkapan rata-ratanya adalah 2 m pada lahan seluas 10 Ha dan volume cadangan hingga 200.000 metrik ton.
Pasir Kuarsa biasa digunakan sebagai bahan baku dalam produksi gelas, keramik, bahan koreksi semen, dan produk-produk lainnya. Pasir kuarsa yang berasal dari formasi Warukin dan Pamaluan mengandung 99,99 persen pasir yang berukuran 1/8 – 1/2 mm.
Kaolin
Singkapan kaolin diduga dijumpai sebagai sisipan di antara batu pasir kuarsa dengan batu lempung pada formasi Kuaro, dengan karakteristik berwarna kelabu kecoklatan sampai kehitaman, serta berkarbon dengan sisipan tipis batu bara. Singkapan kaolin ditemukan di wilayah Bekoso, dengan luas sebaran mencapai 25 Ha, serta dengan ketebalan rata-rata 4 m. Cadangan kaolin di daerah tersebut diperkirakan tidak kurang dari 1.000.000 metrik ton.
Dalam industri keramik, kaolin dapat digunakan untuk bahan pembuat lantai dan batu hias. Berdasarkan analisa bakar di Balai Keramik pada suhu 850-900oC dan 9500C, hasil pembakarannya berwarna merah muda.
Sirtu
Sirtu didefinisikan sebagai pasir dan batu, merupakan material lepas dari berbagai jenis batuan. Potensi bahan tersebut belum terukur secara kuantitatif. Meskipun demikian, cadangannya diperkirakan cukup besar dan tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sirtu pada umumnya digunakan untuk bahan kontruksi jalan atau bangunan.
Monday, November 15, 2010
GAMPING
A. PROSPEK PASAR
Paling tidak terdapat empat bidang kegiatan yang memanfaatkan keunggulan sifat fisik dan kimia batu gamping, yaitu, bidang pertanian, bahan bangunan, industri dan lingkungan. Pemanfaatan batu gamping di bidang pertanian sangat prospektif. Seperti dikatahui bahwa batu gamping dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah untuk diserap tanaman. Proses kerjanya melalui penurunan kadar asam tanah.Sementara itu lahan-lahan pertanian saat ini banyak yang mencapai keasaman yang tinggi sehingga memerlukan penetralan melalui penggunaan batu gamping.Dibidang industri, penggunaan batu gamping sangat beragam untuk pembuatan berbagai produk, seperti kaca, karbid, bata silika, peleburan baja dan lain-lain. Melihat penggunaan seperti itu, dapat disimpulkan, bahwa permintaan batu gamping akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumnlah penduduk dan dinamika pembangunan.
B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Wilayah-wilayah yang memiliki cadangan batu gamping di Tasikmalaya adalah Kecamatan Cibalong, Parungponteng, Taraju, Karangnunggal, Cipatujah, Cikatomas dan Cikalong. Berdasarkan karakteristiknya, batu gamping memiliki ciri khas tersendiri apabila dibandingkan dengan batu gamping yang ditambang ditempat lainnya, sebagai contoh:
• Batu gamping dari daerah Taraju, mutu CaO : 54,07% MgO :2,82% Fe2O3 + Al2O3 : 2,50%, cadangan puluhan juta ton, berumur miosen, kurang kompak, berlapis baik, berwarna kekuningan dan putih.
• Batu gamping dari daerah Sukaraja, mutu CaO : 53,49% MgO : 0,62% Fe2O3 + Al2O3 : 0,57%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Batu gamping dari daerah Cibalong, mutu CaO : 53,71% - 54,68% MgO : 1%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Selain di daerah tersebut diatas, batu gamping tersebar di daerah Kecamatan Sodonghilir, Parungponteng dan Cigunung, namun belum dilakukan eksplorasi yang lebih mendalam sehingga kualitas maupun perkiraan cadangannya belum diketahui dengan pasti.
Batu Gamping
Sebaran batuan tersebut cukup luas, memanjang dari arah utara ke selatan. Jenis batuan tersebut merupakan bagian dari formasi-formasi Berai. Penyebarannya melingkupi Batu Butuk, Muara Komam, Batu Sopang, Legai, Muara Tiung, Songka, Rantau Bitungan dan Kerayan. Hingga saat ini, jenis batu-batuan tersebut digunakan di dalam industri bangunan, pertanian, bahan baku semen dan sebagainya. Berdasarkan sampel hasil analisis kimia, batu gamping memiliki kadar CaO mencapai 57,12 % - 53,73%; sedangkan kekerasan batuan gamping yang terbaik terdapat di daerah Kerayan.
Lempung
Sebaran bahan galian tanah lempung meliputi daerah Lolo, Janju, Kuaro, Kerang, Petangis, Long Ikis, Tajur, Belimbing, Nipah-nipah, Simpang Pait, Muara Langon, Muara Komam dan Batu Sopang. Batuan tersebut juga dapat ditemukan pada formasi Pulau Balang, Berai, dan Tanjung. Ketebalan singkapannya mencapai 1-4 m, dengan kemiringan 10-15 derajat. Endapan yang diperkirakan, berdasarkan pemindaian menggunakan X-ray adalah mentmorilonit. Lempung dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik (gerabah/porselen), tergantung pada kandungan mineral dan sifat fisik didalamnya. Selain batu gamping, lempung juga merupakan bahan baku pada industri semen.
Batuan Ultramafik
Ultramafik yang ditemukan di Kabupaten Pasir adalah harzburgit dan serpentinit, yang memiliki karakteristik berwarna hitam kehijauan. Singkapannya tersebar di daerah Gunung Rambutan, Batu Sopang, serta memanjang dari arah barat laut hingga ke tenggara Kabupaten Pasir, dengan panjang sebaran lebih kurang 12 Km dan lebar sekitar 5 Km.
Pasir Kuarsa
Sebaran pasir kuarsa berlokasi di Long Ikis, Pasir Belengkong, Pasir Mayang. Di daerah Pasir Mayang, pasir kuarsa ditemukan dalam bentuk endapan alluvium, yang ketebalannya mencapai 2-3 meter, dengan warna kelabu kecoklatan. Selain itu, cadangan lainnya terdapat di Desa Serakit Batu Sopang, yang memiliki luas sebaran sekitar 4.000 Ha, dan ketebalan rata-rata 10 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa diperkirakan mencapai 500 juta metrik ton, sedangkan di Pasir Belengkong luasnya sebarannya mencapai 10 Ha, dengan ketebalan rata-rata 5 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa di Pasir Belengkong diperkiran mencapai 500.000 MT, sedangkan di Desa Pait ketebalan singkapan rata-ratanya adalah 2 m pada lahan seluas 10 Ha dan volume cadangan hingga 200.000 metrik ton.
Pasir Kuarsa biasa digunakan sebagai bahan baku dalam produksi gelas, keramik, bahan koreksi semen, dan produk-produk lainnya. Pasir kuarsa yang berasal dari formasi Warukin dan Pamaluan mengandung 99,99 persen pasir yang berukuran 1/8 – 1/2 mm.
Kaolin
Singkapan kaolin diduga dijumpai sebagai sisipan di antara batu pasir kuarsa dengan batu lempung pada formasi Kuaro, dengan karakteristik berwarna kelabu kecoklatan sampai kehitaman, serta berkarbon dengan sisipan tipis batu bara. Singkapan kaolin ditemukan di wilayah Bekoso, dengan luas sebaran mencapai 25 Ha, serta dengan ketebalan rata-rata 4 m. Cadangan kaolin di daerah tersebut diperkirakan tidak kurang dari 1.000.000 metrik ton.
Dalam industri keramik, kaolin dapat digunakan untuk bahan pembuat lantai dan batu hias. Berdasarkan analisa bakar di Balai Keramik pada suhu 850-900oC dan 9500C, hasil pembakarannya berwarna merah muda.
Sirtu
Sirtu didefinisikan sebagai pasir dan batu, merupakan material lepas dari berbagai jenis batuan. Potensi bahan tersebut belum terukur secara kuantitatif. Meskipun demikian, cadangannya diperkirakan cukup besar dan tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sirtu pada umumnya digunakan untuk bahan kontruksi jalan atau bangunan.
Monday, November 15, 2010
GAMPING
A. PROSPEK PASAR
Paling tidak terdapat empat bidang kegiatan yang memanfaatkan keunggulan sifat fisik dan kimia batu gamping, yaitu, bidang pertanian, bahan bangunan, industri dan lingkungan. Pemanfaatan batu gamping di bidang pertanian sangat prospektif. Seperti dikatahui bahwa batu gamping dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah untuk diserap tanaman. Proses kerjanya melalui penurunan kadar asam tanah.Sementara itu lahan-lahan pertanian saat ini banyak yang mencapai keasaman yang tinggi sehingga memerlukan penetralan melalui penggunaan batu gamping.Dibidang industri, penggunaan batu gamping sangat beragam untuk pembuatan berbagai produk, seperti kaca, karbid, bata silika, peleburan baja dan lain-lain. Melihat penggunaan seperti itu, dapat disimpulkan, bahwa permintaan batu gamping akan terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumnlah penduduk dan dinamika pembangunan.
B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Wilayah-wilayah yang memiliki cadangan batu gamping di Tasikmalaya adalah Kecamatan Cibalong, Parungponteng, Taraju, Karangnunggal, Cipatujah, Cikatomas dan Cikalong. Berdasarkan karakteristiknya, batu gamping memiliki ciri khas tersendiri apabila dibandingkan dengan batu gamping yang ditambang ditempat lainnya, sebagai contoh:
• Batu gamping dari daerah Taraju, mutu CaO : 54,07% MgO :2,82% Fe2O3 + Al2O3 : 2,50%, cadangan puluhan juta ton, berumur miosen, kurang kompak, berlapis baik, berwarna kekuningan dan putih.
• Batu gamping dari daerah Sukaraja, mutu CaO : 53,49% MgO : 0,62% Fe2O3 + Al2O3 : 0,57%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Batu gamping dari daerah Cibalong, mutu CaO : 53,71% - 54,68% MgO : 1%, cadangan ratusan juta ton, berumur miosen, kompak, berwarna putih agak kelabu, setempat terisi kalsit.
• Selain di daerah tersebut diatas, batu gamping tersebar di daerah Kecamatan Sodonghilir, Parungponteng dan Cigunung, namun belum dilakukan eksplorasi yang lebih mendalam sehingga kualitas maupun perkiraan cadangannya belum diketahui dengan pasti.
Batu Gamping
Sebaran batuan tersebut cukup luas, memanjang dari arah utara ke selatan. Jenis batuan tersebut merupakan bagian dari formasi-formasi Berai. Penyebarannya melingkupi Batu Butuk, Muara Komam, Batu Sopang, Legai, Muara Tiung, Songka, Rantau Bitungan dan Kerayan. Hingga saat ini, jenis batu-batuan tersebut digunakan di dalam industri bangunan, pertanian, bahan baku semen dan sebagainya. Berdasarkan sampel hasil analisis kimia, batu gamping memiliki kadar CaO mencapai 57,12 % - 53,73%; sedangkan kekerasan batuan gamping yang terbaik terdapat di daerah Kerayan.
Lempung
Sebaran bahan galian tanah lempung meliputi daerah Lolo, Janju, Kuaro, Kerang, Petangis, Long Ikis, Tajur, Belimbing, Nipah-nipah, Simpang Pait, Muara Langon, Muara Komam dan Batu Sopang. Batuan tersebut juga dapat ditemukan pada formasi Pulau Balang, Berai, dan Tanjung. Ketebalan singkapannya mencapai 1-4 m, dengan kemiringan 10-15 derajat. Endapan yang diperkirakan, berdasarkan pemindaian menggunakan X-ray adalah mentmorilonit. Lempung dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik (gerabah/porselen), tergantung pada kandungan mineral dan sifat fisik didalamnya. Selain batu gamping, lempung juga merupakan bahan baku pada industri semen.
Batuan Ultramafik
Ultramafik yang ditemukan di Kabupaten Pasir adalah harzburgit dan serpentinit, yang memiliki karakteristik berwarna hitam kehijauan. Singkapannya tersebar di daerah Gunung Rambutan, Batu Sopang, serta memanjang dari arah barat laut hingga ke tenggara Kabupaten Pasir, dengan panjang sebaran lebih kurang 12 Km dan lebar sekitar 5 Km.
Pasir Kuarsa
Sebaran pasir kuarsa berlokasi di Long Ikis, Pasir Belengkong, Pasir Mayang. Di daerah Pasir Mayang, pasir kuarsa ditemukan dalam bentuk endapan alluvium, yang ketebalannya mencapai 2-3 meter, dengan warna kelabu kecoklatan. Selain itu, cadangan lainnya terdapat di Desa Serakit Batu Sopang, yang memiliki luas sebaran sekitar 4.000 Ha, dan ketebalan rata-rata 10 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa diperkirakan mencapai 500 juta metrik ton, sedangkan di Pasir Belengkong luasnya sebarannya mencapai 10 Ha, dengan ketebalan rata-rata 5 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa di Pasir Belengkong diperkiran mencapai 500.000 MT, sedangkan di Desa Pait ketebalan singkapan rata-ratanya adalah 2 m pada lahan seluas 10 Ha dan volume cadangan hingga 200.000 metrik ton.
Pasir Kuarsa biasa digunakan sebagai bahan baku dalam produksi gelas, keramik, bahan koreksi semen, dan produk-produk lainnya. Pasir kuarsa yang berasal dari formasi Warukin dan Pamaluan mengandung 99,99 persen pasir yang berukuran 1/8 – 1/2 mm.
Kaolin
Singkapan kaolin diduga dijumpai sebagai sisipan di antara batu pasir kuarsa dengan batu lempung pada formasi Kuaro, dengan karakteristik berwarna kelabu kecoklatan sampai kehitaman, serta berkarbon dengan sisipan tipis batu bara. Singkapan kaolin ditemukan di wilayah Bekoso, dengan luas sebaran mencapai 25 Ha, serta dengan ketebalan rata-rata 4 m. Cadangan kaolin di daerah tersebut diperkirakan tidak kurang dari 1.000.000 metrik ton.
Dalam industri keramik, kaolin dapat digunakan untuk bahan pembuat lantai dan batu hias. Berdasarkan analisa bakar di Balai Keramik pada suhu 850-900oC dan 9500C, hasil pembakarannya berwarna merah muda.
Sirtu
Sirtu didefinisikan sebagai pasir dan batu, merupakan material lepas dari berbagai jenis batuan. Potensi bahan tersebut belum terukur secara kuantitatif. Meskipun demikian, cadangannya diperkirakan cukup besar dan tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sirtu pada umumnya digunakan untuk bahan kontruksi jalan atau bangunan.
0 comments on "GAMPING"
Post a Comment