Mempercayai pendidikan berarti mempercayai masa depan mempercayai terhadap apa yang mungkin dicapai melalui penggunaan yang didisiplinkan dari intelligensi yang di padukan dengan kooperasi dan keinginan yang baik. Jika tempaknya secara naïf orang Amerika menyiapkan begitu banyak stok sekolah, Colteges, universitas, dan Prospek yang tiada akhir akan peningkatan diri dan peningkatan social, maka sesungguhnya itu merupakan sesuatu yang mengagumkan atau bahkan sebuah kekurangan yang mulia.
Pendidikan = sebagai upaya yang di sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk memindahkan, menimbulkan atau memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan atau sensibilitas, seperti halnya hasil apapun dari upanya itu.
Definisi itu memproyeksikan kepada kita di atas sekolah dan perguruan tinggi (college) untuk keserbaragaman individu dan institusi yang mendidik-orang tua, saudara, teman, seperti halnya keluarga, gereja, gerejabag, kaum yahudi, perpustakaan, museum, kemah pada musim pnas, masyarakat benevolent, pemeran-pemeran pertanian, rumah –rumah pemukiman, pabrik, penerbit, stasiun radio, dan jaringan televise. (Lawrence A. Crenin, 1977, hal 135-136)
APAKAH PENDIDIKAN ?
• Semua pendidikan dihasilkan oleh partisivasi dari individu dalam kesadaran social dari sebuah ras.
• Hanya pendidikan yang benar melalui simulasi dari kekuatan seorang anak karena tuntutan situasi social dimana ia menemukan dirinya sendiri.
• Proses kepndidikan memiliki dua sisi : Psikologis dan sosiologis.
• Pngetahuan kondisi-kondisi sosial dari keadaan sekarang mengenai sebuah peradapan diperlukan agar bisa secara tepat menginterpretasikan kekuatan kekuatan anak sisi psikologis pendidikan tidak dapat dianggap sebagai sebuah kompromi diantara keduanya ataupun super imposisi satu dengan yang lainnya.
• Masing-masing keberatan itu menjadi benar ketika satu dorongan satu sisi dipisahkan satu sama lainnya.
• Individu yang terdidik merupakan seorang yang sosial in dividual dan sehingga masyarakat merupakan kesatuan organik dan individu.
APAKAH SEKOLAH ITU ?
1. Sekolah adalah secara primer merupakan institusi social.
2. Maka dari itu, pendidikan merupakan proses dari kehidupan dan bukan sebuah persiapan kehidupan masa mendatang.
3. Sekolah harus merepresentasikan kehidupan seperti halnya masa sekarang sebagai sesuatu yang ril dan vital bagi anak karena disana ia akan membawakan diri seperti dirumah di lingkungan tetangga, atau di lingkungan bermain.
4. Pendidikan yang tidak berlangsung melalui bentuk-bentuk kehidupan rill atau sesuatu yang bermakna dalam hidup dan realitas sejati akan cenderung mengekang dan mematikan.
5. Sekolah sebagai sebuah institusi seharusnya menyederhanakan kehidupan sosial yang ada, seharusnya mereduksinya sehingga menjadi bentuk embrionik.
6. Kehidupan disekolah seharusnya secara bertahap menimbulkan kehidupan dirumah. Ia seharusnya mempelajari kelanjutan dari aktivitas yang sudah di lakukan anak di rumah.
7. Sekolah harus menujukkan aktivitas-aktivitas ini kepad anak dan mereproduksi kembali sedemikian rupa sehingga anak secara berTahap akan mempelajari makna aktivitas-aktivitas itu dan mampu memainkan perannya sendiri, yang berkaitan dengan mereka.
8. Ini merupakan keharusan psikologis, karena ini merupakan stu-satunya untuk menjamin kontinuitas dalam pertumbuhan anak. Satu-atunya car untuk memberikan latar belakang akan pengalaman di masa lalu terhadap ide-ide baru yang di berikan di sekolah.
9. Ini juga merupakan keharusan sosial karena rumah merupakn bentuk dari kehidupan sosial di mana anak telah di tumbuhkan dan dalam kaitannya dengan yang mna yang telah di milikinya sebagai moral training.
10. Sebagian besar, sekolah sekarang ini gagal karena ia mengabaikan prinsip funda mental dri sekolah sebagai bentuk dari kehidupan komunitas.
11. Pendidikan moral berpusat di atas konsepsi ini di sekolah sebgai sebuah cara dari kehidupan sosial. Bahwa Training moral yang paling baik dan mendalm adalah yang secara tepat yang man seseorang dapat lulus untuk memasuki hubungan yang sesuai dengan yang lain dalm sebuah kesatuan kerja.
12. Anak harus dirangsang dan di kontrol dalam pekerjaan perkerjaan mereka melalui kehidupan masyarakat.
13. Di bawah kondisi yang ada jauh terlalu banyak stimulus dan kontrol apa yang diperoleh dari guru karena mengabaikan sekolah sebagai sebuah bentuk kehidupan sosial.
14. Tempat dan pekerjaan guru disekolah juga perlu diinterpretasikan menggunkan dasar yang sama.
15. Disiplin sekolah harus dihasilkan dari kehidupan sekalah secara menyeluruh dan tidak secara langsung dari guru.
16. Urusan guru secara sederhana adalah menentukan berdasrkan pengalaman yang luas dan kebijakan yang lebih matang. Bagaimana agar disiplin hidup akan dimiliki oleh siswa.
17. Semua pertanyan tentang penjenjangan anak dan promosi mereka harus di tentukan mengacu standar yang sama.
“ Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari dan mencoba menjelaskan perilaku yang dapat di amati serta hubungan timbale baliknya dengan proses yang tidak tampak yang berlangsung di bagian dalam organisme dan kejadian-kejadian exeternal di lingkungan.” (Ragau, Jeromi, dan Itavemann, Ernesc, 1972:9)
Psikolagi = Ilmu pengetahuan + Kebenaran
Pendidikan = Praktek + Sedikit gagasan yang di pinjam dari Kebenaran
Memahami Prilaku manusia
1. Teori Bola Brilliard tentang Prilaku manusia = Satu sebabb dan Satu akibat.
2. Teori Vulkanik tentang perilaku manusia = Kompleks dan salaing bertentangan.
Psikologi pendidikan dapat di definisiakan sebagai ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam setting kependidikan.
Psikologi pendidikan berhubungan dengan proses – proses pembelajaran, perkembangan manusia dan motivasi, pembelajaran sosial, personalitas manusia (Khususnya karekteristik seperti intellgensi, dan kreativitas), Disiplin dan aspek-aspek lain dri manajemen dan evaluasi perkembangan siswa dan pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan (Wittrock 1992)
Psikologis pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya mempeljari tentang perilaku manusia dalam setting kependidikan. Menerapkan pengetahuan psikolgis yang ada untuk masalah-masalah instruksional atau educational serta mengembangkan pengetahuan- pengetahuan dan prosedur yang baru.
Psikologi pendidikan: Menyelidiki pembelajaran berpikir mengingat, mengajar, dan topik-topik yang berkaitan dalam setting kependidikan: Mengembangkan dan menerapkan program-program pembelajaran untuk siswa (Lefrancois, GUYR, 1947)
Prinsip-prinsip Perkembangan Manusia
1. Yang mempengaruhi perkembangan: Alam dan Pemeliharaan
2. Memvariasikan Angka Pertumbuhan
3. Waktu dari pengaruh-pengaruh lingkungan
4. Perkembangan yang berurutan (Sequential)
5. Tahap-Tahap perkembangan
6. Korelasi versus kompensasi
7. Angka pertumbuhan
8. Perbedaan jenis kelamin
9. Perbedaan-perbedaan
Tahap-tahap perkembangan moral menurut kohl berg
Tingkat 1 Prekonvesional
Tahap 1: Orentasi pada hukuman dan kepatuhan
Tahap 2: Hedomisme instrumental yang naif
Tingkat 2 Konvensional
Tahap 3: moralitas ”Good Bay, Nice girl”
Tahap 4: Orintasi pada hokum dan Keteraturan
Tingkat 3 Post konvensional
Perkembangan personalitas kepribadian
8 Tahap Psikologis Menurut Erickson
1. Kepercayaan ketidakpercayan
2. Otonomi VS Malu dan ragu
3. Inisiatif VS Rasa bersalah
4. Industri VS Inferioritas (Rendah diri)
5. Identitas VS Difusi identitas
6. Intimasi VS Isolasi
7. Geerativitas VS Penyerapan diri
8. Integritas VS Keputusan
Tahap-Tahap yang berkaitan dengan Psikoseksual menurut Frend
1. Oral (0-18 bulan)
2. Anak (18-2 tahun)
3. Phillic (2 atau 3 – 6 tahun)
4. Latensi (6-11 tahun keatas)
5. Genital (11 tahun keatas)
6. Genital (Dewasa muda)
7. Genital Dewasa
8. Genital Dewasa tua
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
2. Preoperasional (2-7 tahun)
Preconceptual (2-4 tahun)
Intui tive (4-7 tahun)
3. Operasi konkrit (7-11 atau 12 tahun)
4. Operasi formal (11 atau 12 – 14 atau 16 tahun)
Pembelajaran
Pembelajaran adalah pemerolehan informasi dan pengetahuan dari keterampilan dan kebiasaan, serta dari sikap dan keyakinan ia selalu berkaitan dengan perubahan dalam satu dari bidang-bidang ini sebuah perubahan yang dihasilkan oleh pengalaman dari pembelajaran.
Dimensi-dimensi Belajar
1. Disposisi: Sebuah inklinasi atau tendensi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu; sebuah aspek dari motivasi.
2. Kapabilitas: Sebuah kapsitas untuk melakukan sesuatu. Untuk mampu artinya untuk memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan.
3. Performansi: Perilaku Aktual. Kesimpulan bahwa belajar telah berlangsung yang pada dasar nya di landasi oleh perubahan yang diamali dalam performansi.
3 PENDEKATAN
DALAM PEMBELAJARAN PADA MANUSIA
Teori Fokus Utama Variabel/Konsep Kunci Para ahli teori yang representatif Prinsip-prinsip dan kegunaan bagi guru
Behavidrisme Perilaku Stimlus, Response, Reinforcoment, Punishment, Modifikasi perilaku. Watson, buthree, thorntike, skinmer Menjelaskan belajar terhadap ketrampilan-keterampilan dan sikap menekankan keinformain
Kognitivisme Mengetahui Pengambilan keputusan, mengetahui struktur kognitif, persepsi, proses informasi, memori Ausubel, Brumer Bagne, Piagel Sternberg Menjelaskan perkembangan dan mengetahui (makna) menekankan pada pentingnya kebermaknaan dan organisasi
Annanisme The person: Orang sebagi person. Konsep diri aktualisasi-diri pertumbuhan-diir Maslow Rogers Menekankan pada perilaku bagan afektif. Menekankan pada penyesuaian dan proses menjadi
EMPAT PANDANGAN MENGENAI PEMBELAJARAN
Behavioral Exogeneous Konstruksilisme Endegenous Konstruksilisme Dialektikal Konstruksilisme Situasi Belajar
Skinner J. Anderson Piaget VY Gofsky
Pengetahuan Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya.
Changing body of know ledfe secra individu di konsstrukturkan pada dunia social Pengetahuan dikonstruksi secara social.
Dilarang dari luar Dirangsang dari luar pengetahuan sebelumnya mempengaruhi bagaimana informasi diproses. Membagun apa yang di bawa oleh pembelajar Membagun apa yang dapat di konstruksikan oleh partisipan. Menyusun bersama-sama
Belajar Pemerolehan fakta keterampilan, konsep Pemerolehan fakta keterampilan, konsep dan strategi.
Konstruksi aktif menyusun kembali pengetahuan kembali pengetahuan sebelumnya. Konstruksi kalaboratif terhadap pengetahuan pengetahuan dan nilai yang di tentukan secara sosial
Berlangsung melalui drill dan latihan yang di pandu Berlangsung melalui aplikasi efektif dari strategi.
Berlangsung melalui kesempatan yang berlipatganda proses-proses untuk menghubungkanya dengan apa yang sudah Berlangsung melalui kesempatan yang dikonstruksi secara sosial.
Mengajar Transmisi, Presentasi (menceritakan) Tranmisi, memandu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih akurat dan lengkap Menantang .... berpikir menuju pemahaman yang lebih lengkap Membantu mengkonstruksi pengetahuan bersama siswa.
Peran Guru Manager, Supervisor mengoreksi jawaban yang salah Mengajar dan mebri contoh strategi – strategi yang efektif membenarkan miskonsepsi Fasilitator, pemandu mendengarkan konsep terbaru siswa dan pemikiran mereka. Fasilitator pemndu peserta pendamping membantu mengkonstruksi interpretasi yang berbeda terhadap pengetahuan.
Mendengarkan konsepsi yang konstruksi secara sosial.
Peran Teman Sebaya Tidak di perhatikan Tidak penting tapi mempengengaruhi pemrosesan informasi Tidak penting tapi dapat merangsang berpikir dan mengajukan pertanyaan Sebagai bagian umum dari proses konstruksi pengetahuan.
Peran Siswa Menerima informasi secara pasif aktif mendengarkan mengikuti perintah. Pemroses yang aktif dari informasi, pengguna strategi.
Organisasi dan reorganizer dari informasi mengingat Konstruksi Aktif (dalam pikiran) Pemikiran yang aktif pemberi penjelasan interpreter, dan pemberi pertanyaan. Membantu konstruksi yang aktif dengan orang lain dan dirinya sendiri.
Pemikiran aktif, Penjelasan, pemberi pertanyaan
Pertisipator social yang aktif
MOTIF DAN MOTIVASI
Kebosan adalah ketidak tahuan yang memuaskan, ketakutan yang terus terang, simpati yang hancur (Crass Symppihatics) pemahaman yang bodoh, kekuatan-kekuatan lemah terhadap perhtian (attensiasi) kelemahan yang tidak dapat di akui kembali dari sebuah karakter.
(James Bridie, Mr. Bolfry).
Orang-orang bermaksud mendapatkan sebuah motive dalam naratif ini akan di prosekusi, orang-orang mendapatkan moral di dalamnya akan di buang. Orang bermaksid mendapatkan alur di dalamnya dan akan di tambak (Mark Terin, Hukleberry, finn)
Motif merupakan penyebab dari perilaku. Motif kita adalah alasan-alasan kita mengapa kita terlibat dalam berbagi perilaku dan bukan pada perilaku lainnya. Mereka adalah yang mendahului serta mengarahkannya.
Penyebab merupakan agen atau kekuatan (daya) yang menghasilakan sebuah akibat atau hasil. Penyebab bukan merupakan aspek dari motivasi.
Alasan merupakan penjelasan atau bantahan sebuah kegiatan. Alasan sering di terasikan sebagai motif.
(Leffrancois, Guejr 1997 hal 347)
”Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang membangkitkan merupakan mempertahankan perilaku” (Woolfolk, Anita 1998)
Eaucational Psychlogy hal 372)
”Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan mempertahankan perilaku terhadap waktu, ”Barron 1992; Schunk,1990)
Lima pertanyaan dasar tentang motivasi.
1. Pilihan apakah yang di buat orang mengenai perilaku mereka?
2. Berapa lamakah sebelum seseorang benar-benar dapat memiliki?
3. Apakah intensitas atau tingkat dari pelibatan akan aktivitas-aktivitas yang di pilih?
4. Apakah yang membuat seseorang berlanjut atau menyerah?
5. Apakah yang di pikirkan atau di rasakan seseorang ketika terlibat dalam sesuatu aktivitas?
MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang berhubungan aktivitas yang merupakan reward bagi diri mereka sendiri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal seperti hadiah dan hukuman.
EMPAT PANDANGAN TENTANG MOTIVASI
Behavioral Humanistik Kognitif Social learning
Sumber motivasi Ekstrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Ekstrinsik dan instrinsik
Reinforcement
Pengaruh-pengaruh yang penting Reinforcers
Reward
Insentif
Hukuman Kebutuhan untuk harga diri, pemenuhan diri dan self alterminasi Keyakinan
Attribusiunlah
Sukses dan gagal
Ekspektas Nilai dari tujuan-tujuan ekspektasi untuk mencapai tujuan
Ilmuwaris kunci Skinner Weiner, covington Maslow, Desi Bandara
“Membangun sebuah konsep tentang motivasi untuk belajar”
Motivasi untuk belajar ditumbuhkan ketika sumber-sumber motivasi yaitu instrinsik, tujuan yang secara personal menantang, dan individu yang difokuskan pada tugas, memiliki penjelasan orientasi, attribut untuk gagal dan berhasil terhadap penyebab-penyebab yang dapat dikontrol dan kepercayaan yang dapat ditingkatkan.
Karakteristik optimal tentang motivasi untuk belajar Karakteristik yang mengurangi motivasu untuk belajar
Sumber motivasi Instrinsik: faktor-faktor personal seperti kebutuhan, minat, keinginan, dan kenikmatan Ekstrinsik, faktor = lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman
Jenis dari rangkaian tujuan Tujuan belajar, kepuasan personal dalam menghadapi tantangan-tantangan, dan meningkatkan kecenderungan untuk memilih kesulitan yang moderat dan tujuan-tujuan yang menantang Tujuan performa, keinginan untuk mendapatkan pengakuan terhadap performa dalam pandangan orang lain, kecenderungan untuk memilih tujuan-tujuan yang sangat mudah atau sangat sulit
Jenis-jenis perlibatan Tugas yang dilibatkan, berkaitan dengan penguasaan tugas Ego yang terlibat berkaitan dengan self dalam pandangan orang lain
Motivasi untuk berprestasi Motivasi untuk berprestasi, orientasi penguasaan Motivasi untuk mungkir dari kegagalan
Attribusi yang tampak Sukses dan gagal yang diorientasikan pada usaha dan kemampuan yang dapat dikontrol Sukses dan gagal yang diatribusikan dengan penyebab yang tidak terkontrol.
Keyakinan akan kemampuan Pandangan encremental, keyakinan bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui kerja keras dan dapat ditambah dengan keterampilan dan pengetahuan Pandangan entitas, keyakinan bahwa kemampuan merupakan perangai yang stabil dan tidak dapat dikontrol
ORIENTASI MASTERY, MENGHINDARI KEGAGALAN, MENERIMA KEGAGALAN BAGI SISWA
Kebutuhan untuk berprestasi Goal set Attribusi/ tanda-tanda Pandangan terhadap kemampuan Strategi
Mistery oriented Kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi. Rendahnya ketakutan terhadap kegagalan Tujuan-tujuan pembelajaran kesulitan yang moderat dan menantang Usaha penggunaan strategi yang benar dan pengetahuan yang cukup merupakan penyebab kesuksesan Instrumental dan dapat ditingkatkan Strategi-strategi yang adaptif misalnya coba cara lain, cari bantuan, latihan dan belajar lagi
Menghindari kegagalan Ketakutan yang tinggi terhadap kegagalan Tujuan performasi sanat sulit atau sangat mudah Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitas, set Strategi mengalahkan diri sendiri membuat usaha yang lemah seolah-olah tidak peduli
Menerima kegagalan Harapan akan kegagalan depusi Tujuan performa atau tidak ada tujuan Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitasiself Belajar ketidakberda-yaan cenderung menyerah
ANALISA ACHIEVEMENT GOAL MENGENAI IKLIM KELAS
Dimensi iklim Mastery Goal Performance Goal
Sukses diartikan sebagai… Peningkatan, kemajuan Derajat yang tinggi, performa normatif yang tinggi
Nilai diletakkan di atas… Usaha/belajar Kemampuan norma yang tinggi
Alasan-alasan untuk kepuasan… Kerja keras, tantangan Berbuat lebih baik dari orang lain
Guru diorientasikan terhadap… Bagaimana siswa belajar Bagaimana siswa menunjukkan
Pandangan terhadap kesalahan tau kekeliruan Bagian dari belajar Mengurangi kecemasan
Fokus terhadap perhatian... Proses pembelajaran Memiliki performa yang relatif bagi orang lain
Alasan untuk berusaha Mempelajari sesuatu yang baru Nilai yang tinggi, performa yang lebih baik dari orang lain
Kriteria evaluasi Mutlak, kemajuan Normatif
KEBIJAKAN SEKOLAH DAN GURU YANG TAMPAKNYA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN ATAU TASK GOAL
AREA TUJUAN CONTOH STRATEGI YANG MEMUNGKINKAN
Task Mempertinggi daya tarik instrinsik dari learning task Mendorong pembelajaran yang berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman siswa
Membuat pembelajaran lebih bermakna Menghindari bayaran (keuangan atau yang lain) untuk kehadiran, nilai dan prestasi
Mempercepat tujuan, setting, dan pengaturan diri sendiri
Menggunakan program ekstra kelas yang membuat pengalaman belajar relevan
Otonomi/ tanggung jawab Menyediakan kebebasan yang optimal bagi siswa untuk membuat pilihan dan mengambil tanggung jawab Memberikan alternatif dalam membuat tugas
Meminta komentar siswa terhadap sekolah, menyukainya dan melakukannya dengan serius
Mendorong program pembelajaran yang mendorong siswa untuk berinisiatif dan mengevaluasi pembelajarannya sendiri
Menciptakan kesempatan kepemimpinan bagi semua siswa
Monday, November 15, 2010
MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Pendidikan = sebagai upaya yang di sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk memindahkan, menimbulkan atau memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan atau sensibilitas, seperti halnya hasil apapun dari upanya itu.
Definisi itu memproyeksikan kepada kita di atas sekolah dan perguruan tinggi (college) untuk keserbaragaman individu dan institusi yang mendidik-orang tua, saudara, teman, seperti halnya keluarga, gereja, gerejabag, kaum yahudi, perpustakaan, museum, kemah pada musim pnas, masyarakat benevolent, pemeran-pemeran pertanian, rumah –rumah pemukiman, pabrik, penerbit, stasiun radio, dan jaringan televise. (Lawrence A. Crenin, 1977, hal 135-136)
APAKAH PENDIDIKAN ?
• Semua pendidikan dihasilkan oleh partisivasi dari individu dalam kesadaran social dari sebuah ras.
• Hanya pendidikan yang benar melalui simulasi dari kekuatan seorang anak karena tuntutan situasi social dimana ia menemukan dirinya sendiri.
• Proses kepndidikan memiliki dua sisi : Psikologis dan sosiologis.
• Pngetahuan kondisi-kondisi sosial dari keadaan sekarang mengenai sebuah peradapan diperlukan agar bisa secara tepat menginterpretasikan kekuatan kekuatan anak sisi psikologis pendidikan tidak dapat dianggap sebagai sebuah kompromi diantara keduanya ataupun super imposisi satu dengan yang lainnya.
• Masing-masing keberatan itu menjadi benar ketika satu dorongan satu sisi dipisahkan satu sama lainnya.
• Individu yang terdidik merupakan seorang yang sosial in dividual dan sehingga masyarakat merupakan kesatuan organik dan individu.
APAKAH SEKOLAH ITU ?
1. Sekolah adalah secara primer merupakan institusi social.
2. Maka dari itu, pendidikan merupakan proses dari kehidupan dan bukan sebuah persiapan kehidupan masa mendatang.
3. Sekolah harus merepresentasikan kehidupan seperti halnya masa sekarang sebagai sesuatu yang ril dan vital bagi anak karena disana ia akan membawakan diri seperti dirumah di lingkungan tetangga, atau di lingkungan bermain.
4. Pendidikan yang tidak berlangsung melalui bentuk-bentuk kehidupan rill atau sesuatu yang bermakna dalam hidup dan realitas sejati akan cenderung mengekang dan mematikan.
5. Sekolah sebagai sebuah institusi seharusnya menyederhanakan kehidupan sosial yang ada, seharusnya mereduksinya sehingga menjadi bentuk embrionik.
6. Kehidupan disekolah seharusnya secara bertahap menimbulkan kehidupan dirumah. Ia seharusnya mempelajari kelanjutan dari aktivitas yang sudah di lakukan anak di rumah.
7. Sekolah harus menujukkan aktivitas-aktivitas ini kepad anak dan mereproduksi kembali sedemikian rupa sehingga anak secara berTahap akan mempelajari makna aktivitas-aktivitas itu dan mampu memainkan perannya sendiri, yang berkaitan dengan mereka.
8. Ini merupakan keharusan psikologis, karena ini merupakan stu-satunya untuk menjamin kontinuitas dalam pertumbuhan anak. Satu-atunya car untuk memberikan latar belakang akan pengalaman di masa lalu terhadap ide-ide baru yang di berikan di sekolah.
9. Ini juga merupakan keharusan sosial karena rumah merupakn bentuk dari kehidupan sosial di mana anak telah di tumbuhkan dan dalam kaitannya dengan yang mna yang telah di milikinya sebagai moral training.
10. Sebagian besar, sekolah sekarang ini gagal karena ia mengabaikan prinsip funda mental dri sekolah sebagai bentuk dari kehidupan komunitas.
11. Pendidikan moral berpusat di atas konsepsi ini di sekolah sebgai sebuah cara dari kehidupan sosial. Bahwa Training moral yang paling baik dan mendalm adalah yang secara tepat yang man seseorang dapat lulus untuk memasuki hubungan yang sesuai dengan yang lain dalm sebuah kesatuan kerja.
12. Anak harus dirangsang dan di kontrol dalam pekerjaan perkerjaan mereka melalui kehidupan masyarakat.
13. Di bawah kondisi yang ada jauh terlalu banyak stimulus dan kontrol apa yang diperoleh dari guru karena mengabaikan sekolah sebagai sebuah bentuk kehidupan sosial.
14. Tempat dan pekerjaan guru disekolah juga perlu diinterpretasikan menggunkan dasar yang sama.
15. Disiplin sekolah harus dihasilkan dari kehidupan sekalah secara menyeluruh dan tidak secara langsung dari guru.
16. Urusan guru secara sederhana adalah menentukan berdasrkan pengalaman yang luas dan kebijakan yang lebih matang. Bagaimana agar disiplin hidup akan dimiliki oleh siswa.
17. Semua pertanyan tentang penjenjangan anak dan promosi mereka harus di tentukan mengacu standar yang sama.
“ Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari dan mencoba menjelaskan perilaku yang dapat di amati serta hubungan timbale baliknya dengan proses yang tidak tampak yang berlangsung di bagian dalam organisme dan kejadian-kejadian exeternal di lingkungan.” (Ragau, Jeromi, dan Itavemann, Ernesc, 1972:9)
Psikolagi = Ilmu pengetahuan + Kebenaran
Pendidikan = Praktek + Sedikit gagasan yang di pinjam dari Kebenaran
Memahami Prilaku manusia
1. Teori Bola Brilliard tentang Prilaku manusia = Satu sebabb dan Satu akibat.
2. Teori Vulkanik tentang perilaku manusia = Kompleks dan salaing bertentangan.
Psikologi pendidikan dapat di definisiakan sebagai ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam setting kependidikan.
Psikologi pendidikan berhubungan dengan proses – proses pembelajaran, perkembangan manusia dan motivasi, pembelajaran sosial, personalitas manusia (Khususnya karekteristik seperti intellgensi, dan kreativitas), Disiplin dan aspek-aspek lain dri manajemen dan evaluasi perkembangan siswa dan pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan (Wittrock 1992)
Psikologis pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya mempeljari tentang perilaku manusia dalam setting kependidikan. Menerapkan pengetahuan psikolgis yang ada untuk masalah-masalah instruksional atau educational serta mengembangkan pengetahuan- pengetahuan dan prosedur yang baru.
Psikologi pendidikan: Menyelidiki pembelajaran berpikir mengingat, mengajar, dan topik-topik yang berkaitan dalam setting kependidikan: Mengembangkan dan menerapkan program-program pembelajaran untuk siswa (Lefrancois, GUYR, 1947)
Prinsip-prinsip Perkembangan Manusia
1. Yang mempengaruhi perkembangan: Alam dan Pemeliharaan
2. Memvariasikan Angka Pertumbuhan
3. Waktu dari pengaruh-pengaruh lingkungan
4. Perkembangan yang berurutan (Sequential)
5. Tahap-Tahap perkembangan
6. Korelasi versus kompensasi
7. Angka pertumbuhan
8. Perbedaan jenis kelamin
9. Perbedaan-perbedaan
Tahap-tahap perkembangan moral menurut kohl berg
Tingkat 1 Prekonvesional
Tahap 1: Orentasi pada hukuman dan kepatuhan
Tahap 2: Hedomisme instrumental yang naif
Tingkat 2 Konvensional
Tahap 3: moralitas ”Good Bay, Nice girl”
Tahap 4: Orintasi pada hokum dan Keteraturan
Tingkat 3 Post konvensional
Perkembangan personalitas kepribadian
8 Tahap Psikologis Menurut Erickson
1. Kepercayaan ketidakpercayan
2. Otonomi VS Malu dan ragu
3. Inisiatif VS Rasa bersalah
4. Industri VS Inferioritas (Rendah diri)
5. Identitas VS Difusi identitas
6. Intimasi VS Isolasi
7. Geerativitas VS Penyerapan diri
8. Integritas VS Keputusan
Tahap-Tahap yang berkaitan dengan Psikoseksual menurut Frend
1. Oral (0-18 bulan)
2. Anak (18-2 tahun)
3. Phillic (2 atau 3 – 6 tahun)
4. Latensi (6-11 tahun keatas)
5. Genital (11 tahun keatas)
6. Genital (Dewasa muda)
7. Genital Dewasa
8. Genital Dewasa tua
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
2. Preoperasional (2-7 tahun)
Preconceptual (2-4 tahun)
Intui tive (4-7 tahun)
3. Operasi konkrit (7-11 atau 12 tahun)
4. Operasi formal (11 atau 12 – 14 atau 16 tahun)
Pembelajaran
Pembelajaran adalah pemerolehan informasi dan pengetahuan dari keterampilan dan kebiasaan, serta dari sikap dan keyakinan ia selalu berkaitan dengan perubahan dalam satu dari bidang-bidang ini sebuah perubahan yang dihasilkan oleh pengalaman dari pembelajaran.
Dimensi-dimensi Belajar
1. Disposisi: Sebuah inklinasi atau tendensi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu; sebuah aspek dari motivasi.
2. Kapabilitas: Sebuah kapsitas untuk melakukan sesuatu. Untuk mampu artinya untuk memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan.
3. Performansi: Perilaku Aktual. Kesimpulan bahwa belajar telah berlangsung yang pada dasar nya di landasi oleh perubahan yang diamali dalam performansi.
3 PENDEKATAN
DALAM PEMBELAJARAN PADA MANUSIA
Teori Fokus Utama Variabel/Konsep Kunci Para ahli teori yang representatif Prinsip-prinsip dan kegunaan bagi guru
Behavidrisme Perilaku Stimlus, Response, Reinforcoment, Punishment, Modifikasi perilaku. Watson, buthree, thorntike, skinmer Menjelaskan belajar terhadap ketrampilan-keterampilan dan sikap menekankan keinformain
Kognitivisme Mengetahui Pengambilan keputusan, mengetahui struktur kognitif, persepsi, proses informasi, memori Ausubel, Brumer Bagne, Piagel Sternberg Menjelaskan perkembangan dan mengetahui (makna) menekankan pada pentingnya kebermaknaan dan organisasi
Annanisme The person: Orang sebagi person. Konsep diri aktualisasi-diri pertumbuhan-diir Maslow Rogers Menekankan pada perilaku bagan afektif. Menekankan pada penyesuaian dan proses menjadi
EMPAT PANDANGAN MENGENAI PEMBELAJARAN
Behavioral Exogeneous Konstruksilisme Endegenous Konstruksilisme Dialektikal Konstruksilisme Situasi Belajar
Skinner J. Anderson Piaget VY Gofsky
Pengetahuan Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya.
Changing body of know ledfe secra individu di konsstrukturkan pada dunia social Pengetahuan dikonstruksi secara social.
Dilarang dari luar Dirangsang dari luar pengetahuan sebelumnya mempengaruhi bagaimana informasi diproses. Membagun apa yang di bawa oleh pembelajar Membagun apa yang dapat di konstruksikan oleh partisipan. Menyusun bersama-sama
Belajar Pemerolehan fakta keterampilan, konsep Pemerolehan fakta keterampilan, konsep dan strategi.
Konstruksi aktif menyusun kembali pengetahuan kembali pengetahuan sebelumnya. Konstruksi kalaboratif terhadap pengetahuan pengetahuan dan nilai yang di tentukan secara sosial
Berlangsung melalui drill dan latihan yang di pandu Berlangsung melalui aplikasi efektif dari strategi.
Berlangsung melalui kesempatan yang berlipatganda proses-proses untuk menghubungkanya dengan apa yang sudah Berlangsung melalui kesempatan yang dikonstruksi secara sosial.
Mengajar Transmisi, Presentasi (menceritakan) Tranmisi, memandu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih akurat dan lengkap Menantang .... berpikir menuju pemahaman yang lebih lengkap Membantu mengkonstruksi pengetahuan bersama siswa.
Peran Guru Manager, Supervisor mengoreksi jawaban yang salah Mengajar dan mebri contoh strategi – strategi yang efektif membenarkan miskonsepsi Fasilitator, pemandu mendengarkan konsep terbaru siswa dan pemikiran mereka. Fasilitator pemndu peserta pendamping membantu mengkonstruksi interpretasi yang berbeda terhadap pengetahuan.
Mendengarkan konsepsi yang konstruksi secara sosial.
Peran Teman Sebaya Tidak di perhatikan Tidak penting tapi mempengengaruhi pemrosesan informasi Tidak penting tapi dapat merangsang berpikir dan mengajukan pertanyaan Sebagai bagian umum dari proses konstruksi pengetahuan.
Peran Siswa Menerima informasi secara pasif aktif mendengarkan mengikuti perintah. Pemroses yang aktif dari informasi, pengguna strategi.
Organisasi dan reorganizer dari informasi mengingat Konstruksi Aktif (dalam pikiran) Pemikiran yang aktif pemberi penjelasan interpreter, dan pemberi pertanyaan. Membantu konstruksi yang aktif dengan orang lain dan dirinya sendiri.
Pemikiran aktif, Penjelasan, pemberi pertanyaan
Pertisipator social yang aktif
MOTIF DAN MOTIVASI
Kebosan adalah ketidak tahuan yang memuaskan, ketakutan yang terus terang, simpati yang hancur (Crass Symppihatics) pemahaman yang bodoh, kekuatan-kekuatan lemah terhadap perhtian (attensiasi) kelemahan yang tidak dapat di akui kembali dari sebuah karakter.
(James Bridie, Mr. Bolfry).
Orang-orang bermaksud mendapatkan sebuah motive dalam naratif ini akan di prosekusi, orang-orang mendapatkan moral di dalamnya akan di buang. Orang bermaksid mendapatkan alur di dalamnya dan akan di tambak (Mark Terin, Hukleberry, finn)
Motif merupakan penyebab dari perilaku. Motif kita adalah alasan-alasan kita mengapa kita terlibat dalam berbagi perilaku dan bukan pada perilaku lainnya. Mereka adalah yang mendahului serta mengarahkannya.
Penyebab merupakan agen atau kekuatan (daya) yang menghasilakan sebuah akibat atau hasil. Penyebab bukan merupakan aspek dari motivasi.
Alasan merupakan penjelasan atau bantahan sebuah kegiatan. Alasan sering di terasikan sebagai motif.
(Leffrancois, Guejr 1997 hal 347)
”Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang membangkitkan merupakan mempertahankan perilaku” (Woolfolk, Anita 1998)
Eaucational Psychlogy hal 372)
”Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan mempertahankan perilaku terhadap waktu, ”Barron 1992; Schunk,1990)
Lima pertanyaan dasar tentang motivasi.
1. Pilihan apakah yang di buat orang mengenai perilaku mereka?
2. Berapa lamakah sebelum seseorang benar-benar dapat memiliki?
3. Apakah intensitas atau tingkat dari pelibatan akan aktivitas-aktivitas yang di pilih?
4. Apakah yang membuat seseorang berlanjut atau menyerah?
5. Apakah yang di pikirkan atau di rasakan seseorang ketika terlibat dalam sesuatu aktivitas?
MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang berhubungan aktivitas yang merupakan reward bagi diri mereka sendiri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal seperti hadiah dan hukuman.
EMPAT PANDANGAN TENTANG MOTIVASI
Behavioral Humanistik Kognitif Social learning
Sumber motivasi Ekstrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Ekstrinsik dan instrinsik
Reinforcement
Pengaruh-pengaruh yang penting Reinforcers
Reward
Insentif
Hukuman Kebutuhan untuk harga diri, pemenuhan diri dan self alterminasi Keyakinan
Attribusiunlah
Sukses dan gagal
Ekspektas Nilai dari tujuan-tujuan ekspektasi untuk mencapai tujuan
Ilmuwaris kunci Skinner Weiner, covington Maslow, Desi Bandara
“Membangun sebuah konsep tentang motivasi untuk belajar”
Motivasi untuk belajar ditumbuhkan ketika sumber-sumber motivasi yaitu instrinsik, tujuan yang secara personal menantang, dan individu yang difokuskan pada tugas, memiliki penjelasan orientasi, attribut untuk gagal dan berhasil terhadap penyebab-penyebab yang dapat dikontrol dan kepercayaan yang dapat ditingkatkan.
Karakteristik optimal tentang motivasi untuk belajar Karakteristik yang mengurangi motivasu untuk belajar
Sumber motivasi Instrinsik: faktor-faktor personal seperti kebutuhan, minat, keinginan, dan kenikmatan Ekstrinsik, faktor = lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman
Jenis dari rangkaian tujuan Tujuan belajar, kepuasan personal dalam menghadapi tantangan-tantangan, dan meningkatkan kecenderungan untuk memilih kesulitan yang moderat dan tujuan-tujuan yang menantang Tujuan performa, keinginan untuk mendapatkan pengakuan terhadap performa dalam pandangan orang lain, kecenderungan untuk memilih tujuan-tujuan yang sangat mudah atau sangat sulit
Jenis-jenis perlibatan Tugas yang dilibatkan, berkaitan dengan penguasaan tugas Ego yang terlibat berkaitan dengan self dalam pandangan orang lain
Motivasi untuk berprestasi Motivasi untuk berprestasi, orientasi penguasaan Motivasi untuk mungkir dari kegagalan
Attribusi yang tampak Sukses dan gagal yang diorientasikan pada usaha dan kemampuan yang dapat dikontrol Sukses dan gagal yang diatribusikan dengan penyebab yang tidak terkontrol.
Keyakinan akan kemampuan Pandangan encremental, keyakinan bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui kerja keras dan dapat ditambah dengan keterampilan dan pengetahuan Pandangan entitas, keyakinan bahwa kemampuan merupakan perangai yang stabil dan tidak dapat dikontrol
ORIENTASI MASTERY, MENGHINDARI KEGAGALAN, MENERIMA KEGAGALAN BAGI SISWA
Kebutuhan untuk berprestasi Goal set Attribusi/ tanda-tanda Pandangan terhadap kemampuan Strategi
Mistery oriented Kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi. Rendahnya ketakutan terhadap kegagalan Tujuan-tujuan pembelajaran kesulitan yang moderat dan menantang Usaha penggunaan strategi yang benar dan pengetahuan yang cukup merupakan penyebab kesuksesan Instrumental dan dapat ditingkatkan Strategi-strategi yang adaptif misalnya coba cara lain, cari bantuan, latihan dan belajar lagi
Menghindari kegagalan Ketakutan yang tinggi terhadap kegagalan Tujuan performasi sanat sulit atau sangat mudah Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitas, set Strategi mengalahkan diri sendiri membuat usaha yang lemah seolah-olah tidak peduli
Menerima kegagalan Harapan akan kegagalan depusi Tujuan performa atau tidak ada tujuan Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitasiself Belajar ketidakberda-yaan cenderung menyerah
ANALISA ACHIEVEMENT GOAL MENGENAI IKLIM KELAS
Dimensi iklim Mastery Goal Performance Goal
Sukses diartikan sebagai… Peningkatan, kemajuan Derajat yang tinggi, performa normatif yang tinggi
Nilai diletakkan di atas… Usaha/belajar Kemampuan norma yang tinggi
Alasan-alasan untuk kepuasan… Kerja keras, tantangan Berbuat lebih baik dari orang lain
Guru diorientasikan terhadap… Bagaimana siswa belajar Bagaimana siswa menunjukkan
Pandangan terhadap kesalahan tau kekeliruan Bagian dari belajar Mengurangi kecemasan
Fokus terhadap perhatian... Proses pembelajaran Memiliki performa yang relatif bagi orang lain
Alasan untuk berusaha Mempelajari sesuatu yang baru Nilai yang tinggi, performa yang lebih baik dari orang lain
Kriteria evaluasi Mutlak, kemajuan Normatif
KEBIJAKAN SEKOLAH DAN GURU YANG TAMPAKNYA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN ATAU TASK GOAL
AREA TUJUAN CONTOH STRATEGI YANG MEMUNGKINKAN
Task Mempertinggi daya tarik instrinsik dari learning task Mendorong pembelajaran yang berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman siswa
Membuat pembelajaran lebih bermakna Menghindari bayaran (keuangan atau yang lain) untuk kehadiran, nilai dan prestasi
Mempercepat tujuan, setting, dan pengaturan diri sendiri
Menggunakan program ekstra kelas yang membuat pengalaman belajar relevan
Otonomi/ tanggung jawab Menyediakan kebebasan yang optimal bagi siswa untuk membuat pilihan dan mengambil tanggung jawab Memberikan alternatif dalam membuat tugas
Meminta komentar siswa terhadap sekolah, menyukainya dan melakukannya dengan serius
Mendorong program pembelajaran yang mendorong siswa untuk berinisiatif dan mengevaluasi pembelajarannya sendiri
Menciptakan kesempatan kepemimpinan bagi semua siswa
Monday, November 15, 2010
MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Pendidikan = sebagai upaya yang di sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk memindahkan, menimbulkan atau memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan atau sensibilitas, seperti halnya hasil apapun dari upanya itu.
Definisi itu memproyeksikan kepada kita di atas sekolah dan perguruan tinggi (college) untuk keserbaragaman individu dan institusi yang mendidik-orang tua, saudara, teman, seperti halnya keluarga, gereja, gerejabag, kaum yahudi, perpustakaan, museum, kemah pada musim pnas, masyarakat benevolent, pemeran-pemeran pertanian, rumah –rumah pemukiman, pabrik, penerbit, stasiun radio, dan jaringan televise. (Lawrence A. Crenin, 1977, hal 135-136)
APAKAH PENDIDIKAN ?
• Semua pendidikan dihasilkan oleh partisivasi dari individu dalam kesadaran social dari sebuah ras.
• Hanya pendidikan yang benar melalui simulasi dari kekuatan seorang anak karena tuntutan situasi social dimana ia menemukan dirinya sendiri.
• Proses kepndidikan memiliki dua sisi : Psikologis dan sosiologis.
• Pngetahuan kondisi-kondisi sosial dari keadaan sekarang mengenai sebuah peradapan diperlukan agar bisa secara tepat menginterpretasikan kekuatan kekuatan anak sisi psikologis pendidikan tidak dapat dianggap sebagai sebuah kompromi diantara keduanya ataupun super imposisi satu dengan yang lainnya.
• Masing-masing keberatan itu menjadi benar ketika satu dorongan satu sisi dipisahkan satu sama lainnya.
• Individu yang terdidik merupakan seorang yang sosial in dividual dan sehingga masyarakat merupakan kesatuan organik dan individu.
APAKAH SEKOLAH ITU ?
1. Sekolah adalah secara primer merupakan institusi social.
2. Maka dari itu, pendidikan merupakan proses dari kehidupan dan bukan sebuah persiapan kehidupan masa mendatang.
3. Sekolah harus merepresentasikan kehidupan seperti halnya masa sekarang sebagai sesuatu yang ril dan vital bagi anak karena disana ia akan membawakan diri seperti dirumah di lingkungan tetangga, atau di lingkungan bermain.
4. Pendidikan yang tidak berlangsung melalui bentuk-bentuk kehidupan rill atau sesuatu yang bermakna dalam hidup dan realitas sejati akan cenderung mengekang dan mematikan.
5. Sekolah sebagai sebuah institusi seharusnya menyederhanakan kehidupan sosial yang ada, seharusnya mereduksinya sehingga menjadi bentuk embrionik.
6. Kehidupan disekolah seharusnya secara bertahap menimbulkan kehidupan dirumah. Ia seharusnya mempelajari kelanjutan dari aktivitas yang sudah di lakukan anak di rumah.
7. Sekolah harus menujukkan aktivitas-aktivitas ini kepad anak dan mereproduksi kembali sedemikian rupa sehingga anak secara berTahap akan mempelajari makna aktivitas-aktivitas itu dan mampu memainkan perannya sendiri, yang berkaitan dengan mereka.
8. Ini merupakan keharusan psikologis, karena ini merupakan stu-satunya untuk menjamin kontinuitas dalam pertumbuhan anak. Satu-atunya car untuk memberikan latar belakang akan pengalaman di masa lalu terhadap ide-ide baru yang di berikan di sekolah.
9. Ini juga merupakan keharusan sosial karena rumah merupakn bentuk dari kehidupan sosial di mana anak telah di tumbuhkan dan dalam kaitannya dengan yang mna yang telah di milikinya sebagai moral training.
10. Sebagian besar, sekolah sekarang ini gagal karena ia mengabaikan prinsip funda mental dri sekolah sebagai bentuk dari kehidupan komunitas.
11. Pendidikan moral berpusat di atas konsepsi ini di sekolah sebgai sebuah cara dari kehidupan sosial. Bahwa Training moral yang paling baik dan mendalm adalah yang secara tepat yang man seseorang dapat lulus untuk memasuki hubungan yang sesuai dengan yang lain dalm sebuah kesatuan kerja.
12. Anak harus dirangsang dan di kontrol dalam pekerjaan perkerjaan mereka melalui kehidupan masyarakat.
13. Di bawah kondisi yang ada jauh terlalu banyak stimulus dan kontrol apa yang diperoleh dari guru karena mengabaikan sekolah sebagai sebuah bentuk kehidupan sosial.
14. Tempat dan pekerjaan guru disekolah juga perlu diinterpretasikan menggunkan dasar yang sama.
15. Disiplin sekolah harus dihasilkan dari kehidupan sekalah secara menyeluruh dan tidak secara langsung dari guru.
16. Urusan guru secara sederhana adalah menentukan berdasrkan pengalaman yang luas dan kebijakan yang lebih matang. Bagaimana agar disiplin hidup akan dimiliki oleh siswa.
17. Semua pertanyan tentang penjenjangan anak dan promosi mereka harus di tentukan mengacu standar yang sama.
“ Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari dan mencoba menjelaskan perilaku yang dapat di amati serta hubungan timbale baliknya dengan proses yang tidak tampak yang berlangsung di bagian dalam organisme dan kejadian-kejadian exeternal di lingkungan.” (Ragau, Jeromi, dan Itavemann, Ernesc, 1972:9)
Psikolagi = Ilmu pengetahuan + Kebenaran
Pendidikan = Praktek + Sedikit gagasan yang di pinjam dari Kebenaran
Memahami Prilaku manusia
1. Teori Bola Brilliard tentang Prilaku manusia = Satu sebabb dan Satu akibat.
2. Teori Vulkanik tentang perilaku manusia = Kompleks dan salaing bertentangan.
Psikologi pendidikan dapat di definisiakan sebagai ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam setting kependidikan.
Psikologi pendidikan berhubungan dengan proses – proses pembelajaran, perkembangan manusia dan motivasi, pembelajaran sosial, personalitas manusia (Khususnya karekteristik seperti intellgensi, dan kreativitas), Disiplin dan aspek-aspek lain dri manajemen dan evaluasi perkembangan siswa dan pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan (Wittrock 1992)
Psikologis pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya mempeljari tentang perilaku manusia dalam setting kependidikan. Menerapkan pengetahuan psikolgis yang ada untuk masalah-masalah instruksional atau educational serta mengembangkan pengetahuan- pengetahuan dan prosedur yang baru.
Psikologi pendidikan: Menyelidiki pembelajaran berpikir mengingat, mengajar, dan topik-topik yang berkaitan dalam setting kependidikan: Mengembangkan dan menerapkan program-program pembelajaran untuk siswa (Lefrancois, GUYR, 1947)
Prinsip-prinsip Perkembangan Manusia
1. Yang mempengaruhi perkembangan: Alam dan Pemeliharaan
2. Memvariasikan Angka Pertumbuhan
3. Waktu dari pengaruh-pengaruh lingkungan
4. Perkembangan yang berurutan (Sequential)
5. Tahap-Tahap perkembangan
6. Korelasi versus kompensasi
7. Angka pertumbuhan
8. Perbedaan jenis kelamin
9. Perbedaan-perbedaan
Tahap-tahap perkembangan moral menurut kohl berg
Tingkat 1 Prekonvesional
Tahap 1: Orentasi pada hukuman dan kepatuhan
Tahap 2: Hedomisme instrumental yang naif
Tingkat 2 Konvensional
Tahap 3: moralitas ”Good Bay, Nice girl”
Tahap 4: Orintasi pada hokum dan Keteraturan
Tingkat 3 Post konvensional
Perkembangan personalitas kepribadian
8 Tahap Psikologis Menurut Erickson
1. Kepercayaan ketidakpercayan
2. Otonomi VS Malu dan ragu
3. Inisiatif VS Rasa bersalah
4. Industri VS Inferioritas (Rendah diri)
5. Identitas VS Difusi identitas
6. Intimasi VS Isolasi
7. Geerativitas VS Penyerapan diri
8. Integritas VS Keputusan
Tahap-Tahap yang berkaitan dengan Psikoseksual menurut Frend
1. Oral (0-18 bulan)
2. Anak (18-2 tahun)
3. Phillic (2 atau 3 – 6 tahun)
4. Latensi (6-11 tahun keatas)
5. Genital (11 tahun keatas)
6. Genital (Dewasa muda)
7. Genital Dewasa
8. Genital Dewasa tua
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
2. Preoperasional (2-7 tahun)
Preconceptual (2-4 tahun)
Intui tive (4-7 tahun)
3. Operasi konkrit (7-11 atau 12 tahun)
4. Operasi formal (11 atau 12 – 14 atau 16 tahun)
Pembelajaran
Pembelajaran adalah pemerolehan informasi dan pengetahuan dari keterampilan dan kebiasaan, serta dari sikap dan keyakinan ia selalu berkaitan dengan perubahan dalam satu dari bidang-bidang ini sebuah perubahan yang dihasilkan oleh pengalaman dari pembelajaran.
Dimensi-dimensi Belajar
1. Disposisi: Sebuah inklinasi atau tendensi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu; sebuah aspek dari motivasi.
2. Kapabilitas: Sebuah kapsitas untuk melakukan sesuatu. Untuk mampu artinya untuk memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan.
3. Performansi: Perilaku Aktual. Kesimpulan bahwa belajar telah berlangsung yang pada dasar nya di landasi oleh perubahan yang diamali dalam performansi.
3 PENDEKATAN
DALAM PEMBELAJARAN PADA MANUSIA
Teori Fokus Utama Variabel/Konsep Kunci Para ahli teori yang representatif Prinsip-prinsip dan kegunaan bagi guru
Behavidrisme Perilaku Stimlus, Response, Reinforcoment, Punishment, Modifikasi perilaku. Watson, buthree, thorntike, skinmer Menjelaskan belajar terhadap ketrampilan-keterampilan dan sikap menekankan keinformain
Kognitivisme Mengetahui Pengambilan keputusan, mengetahui struktur kognitif, persepsi, proses informasi, memori Ausubel, Brumer Bagne, Piagel Sternberg Menjelaskan perkembangan dan mengetahui (makna) menekankan pada pentingnya kebermaknaan dan organisasi
Annanisme The person: Orang sebagi person. Konsep diri aktualisasi-diri pertumbuhan-diir Maslow Rogers Menekankan pada perilaku bagan afektif. Menekankan pada penyesuaian dan proses menjadi
EMPAT PANDANGAN MENGENAI PEMBELAJARAN
Behavioral Exogeneous Konstruksilisme Endegenous Konstruksilisme Dialektikal Konstruksilisme Situasi Belajar
Skinner J. Anderson Piaget VY Gofsky
Pengetahuan Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya Fixed body of know ledfe untuk memperolehnya.
Changing body of know ledfe secra individu di konsstrukturkan pada dunia social Pengetahuan dikonstruksi secara social.
Dilarang dari luar Dirangsang dari luar pengetahuan sebelumnya mempengaruhi bagaimana informasi diproses. Membagun apa yang di bawa oleh pembelajar Membagun apa yang dapat di konstruksikan oleh partisipan. Menyusun bersama-sama
Belajar Pemerolehan fakta keterampilan, konsep Pemerolehan fakta keterampilan, konsep dan strategi.
Konstruksi aktif menyusun kembali pengetahuan kembali pengetahuan sebelumnya. Konstruksi kalaboratif terhadap pengetahuan pengetahuan dan nilai yang di tentukan secara sosial
Berlangsung melalui drill dan latihan yang di pandu Berlangsung melalui aplikasi efektif dari strategi.
Berlangsung melalui kesempatan yang berlipatganda proses-proses untuk menghubungkanya dengan apa yang sudah Berlangsung melalui kesempatan yang dikonstruksi secara sosial.
Mengajar Transmisi, Presentasi (menceritakan) Tranmisi, memandu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih akurat dan lengkap Menantang .... berpikir menuju pemahaman yang lebih lengkap Membantu mengkonstruksi pengetahuan bersama siswa.
Peran Guru Manager, Supervisor mengoreksi jawaban yang salah Mengajar dan mebri contoh strategi – strategi yang efektif membenarkan miskonsepsi Fasilitator, pemandu mendengarkan konsep terbaru siswa dan pemikiran mereka. Fasilitator pemndu peserta pendamping membantu mengkonstruksi interpretasi yang berbeda terhadap pengetahuan.
Mendengarkan konsepsi yang konstruksi secara sosial.
Peran Teman Sebaya Tidak di perhatikan Tidak penting tapi mempengengaruhi pemrosesan informasi Tidak penting tapi dapat merangsang berpikir dan mengajukan pertanyaan Sebagai bagian umum dari proses konstruksi pengetahuan.
Peran Siswa Menerima informasi secara pasif aktif mendengarkan mengikuti perintah. Pemroses yang aktif dari informasi, pengguna strategi.
Organisasi dan reorganizer dari informasi mengingat Konstruksi Aktif (dalam pikiran) Pemikiran yang aktif pemberi penjelasan interpreter, dan pemberi pertanyaan. Membantu konstruksi yang aktif dengan orang lain dan dirinya sendiri.
Pemikiran aktif, Penjelasan, pemberi pertanyaan
Pertisipator social yang aktif
MOTIF DAN MOTIVASI
Kebosan adalah ketidak tahuan yang memuaskan, ketakutan yang terus terang, simpati yang hancur (Crass Symppihatics) pemahaman yang bodoh, kekuatan-kekuatan lemah terhadap perhtian (attensiasi) kelemahan yang tidak dapat di akui kembali dari sebuah karakter.
(James Bridie, Mr. Bolfry).
Orang-orang bermaksud mendapatkan sebuah motive dalam naratif ini akan di prosekusi, orang-orang mendapatkan moral di dalamnya akan di buang. Orang bermaksid mendapatkan alur di dalamnya dan akan di tambak (Mark Terin, Hukleberry, finn)
Motif merupakan penyebab dari perilaku. Motif kita adalah alasan-alasan kita mengapa kita terlibat dalam berbagi perilaku dan bukan pada perilaku lainnya. Mereka adalah yang mendahului serta mengarahkannya.
Penyebab merupakan agen atau kekuatan (daya) yang menghasilakan sebuah akibat atau hasil. Penyebab bukan merupakan aspek dari motivasi.
Alasan merupakan penjelasan atau bantahan sebuah kegiatan. Alasan sering di terasikan sebagai motif.
(Leffrancois, Guejr 1997 hal 347)
”Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang membangkitkan merupakan mempertahankan perilaku” (Woolfolk, Anita 1998)
Eaucational Psychlogy hal 372)
”Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan mempertahankan perilaku terhadap waktu, ”Barron 1992; Schunk,1990)
Lima pertanyaan dasar tentang motivasi.
1. Pilihan apakah yang di buat orang mengenai perilaku mereka?
2. Berapa lamakah sebelum seseorang benar-benar dapat memiliki?
3. Apakah intensitas atau tingkat dari pelibatan akan aktivitas-aktivitas yang di pilih?
4. Apakah yang membuat seseorang berlanjut atau menyerah?
5. Apakah yang di pikirkan atau di rasakan seseorang ketika terlibat dalam sesuatu aktivitas?
MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang berhubungan aktivitas yang merupakan reward bagi diri mereka sendiri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal seperti hadiah dan hukuman.
EMPAT PANDANGAN TENTANG MOTIVASI
Behavioral Humanistik Kognitif Social learning
Sumber motivasi Ekstrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Instrinsik
Reinforcement Ekstrinsik dan instrinsik
Reinforcement
Pengaruh-pengaruh yang penting Reinforcers
Reward
Insentif
Hukuman Kebutuhan untuk harga diri, pemenuhan diri dan self alterminasi Keyakinan
Attribusiunlah
Sukses dan gagal
Ekspektas Nilai dari tujuan-tujuan ekspektasi untuk mencapai tujuan
Ilmuwaris kunci Skinner Weiner, covington Maslow, Desi Bandara
“Membangun sebuah konsep tentang motivasi untuk belajar”
Motivasi untuk belajar ditumbuhkan ketika sumber-sumber motivasi yaitu instrinsik, tujuan yang secara personal menantang, dan individu yang difokuskan pada tugas, memiliki penjelasan orientasi, attribut untuk gagal dan berhasil terhadap penyebab-penyebab yang dapat dikontrol dan kepercayaan yang dapat ditingkatkan.
Karakteristik optimal tentang motivasi untuk belajar Karakteristik yang mengurangi motivasu untuk belajar
Sumber motivasi Instrinsik: faktor-faktor personal seperti kebutuhan, minat, keinginan, dan kenikmatan Ekstrinsik, faktor = lingkungan seperti reward, tekanan sosial, dan hukuman
Jenis dari rangkaian tujuan Tujuan belajar, kepuasan personal dalam menghadapi tantangan-tantangan, dan meningkatkan kecenderungan untuk memilih kesulitan yang moderat dan tujuan-tujuan yang menantang Tujuan performa, keinginan untuk mendapatkan pengakuan terhadap performa dalam pandangan orang lain, kecenderungan untuk memilih tujuan-tujuan yang sangat mudah atau sangat sulit
Jenis-jenis perlibatan Tugas yang dilibatkan, berkaitan dengan penguasaan tugas Ego yang terlibat berkaitan dengan self dalam pandangan orang lain
Motivasi untuk berprestasi Motivasi untuk berprestasi, orientasi penguasaan Motivasi untuk mungkir dari kegagalan
Attribusi yang tampak Sukses dan gagal yang diorientasikan pada usaha dan kemampuan yang dapat dikontrol Sukses dan gagal yang diatribusikan dengan penyebab yang tidak terkontrol.
Keyakinan akan kemampuan Pandangan encremental, keyakinan bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui kerja keras dan dapat ditambah dengan keterampilan dan pengetahuan Pandangan entitas, keyakinan bahwa kemampuan merupakan perangai yang stabil dan tidak dapat dikontrol
ORIENTASI MASTERY, MENGHINDARI KEGAGALAN, MENERIMA KEGAGALAN BAGI SISWA
Kebutuhan untuk berprestasi Goal set Attribusi/ tanda-tanda Pandangan terhadap kemampuan Strategi
Mistery oriented Kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi. Rendahnya ketakutan terhadap kegagalan Tujuan-tujuan pembelajaran kesulitan yang moderat dan menantang Usaha penggunaan strategi yang benar dan pengetahuan yang cukup merupakan penyebab kesuksesan Instrumental dan dapat ditingkatkan Strategi-strategi yang adaptif misalnya coba cara lain, cari bantuan, latihan dan belajar lagi
Menghindari kegagalan Ketakutan yang tinggi terhadap kegagalan Tujuan performasi sanat sulit atau sangat mudah Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitas, set Strategi mengalahkan diri sendiri membuat usaha yang lemah seolah-olah tidak peduli
Menerima kegagalan Harapan akan kegagalan depusi Tujuan performa atau tidak ada tujuan Kurangnya kemampuan merupakan penyebab kegagalan Entitasiself Belajar ketidakberda-yaan cenderung menyerah
ANALISA ACHIEVEMENT GOAL MENGENAI IKLIM KELAS
Dimensi iklim Mastery Goal Performance Goal
Sukses diartikan sebagai… Peningkatan, kemajuan Derajat yang tinggi, performa normatif yang tinggi
Nilai diletakkan di atas… Usaha/belajar Kemampuan norma yang tinggi
Alasan-alasan untuk kepuasan… Kerja keras, tantangan Berbuat lebih baik dari orang lain
Guru diorientasikan terhadap… Bagaimana siswa belajar Bagaimana siswa menunjukkan
Pandangan terhadap kesalahan tau kekeliruan Bagian dari belajar Mengurangi kecemasan
Fokus terhadap perhatian... Proses pembelajaran Memiliki performa yang relatif bagi orang lain
Alasan untuk berusaha Mempelajari sesuatu yang baru Nilai yang tinggi, performa yang lebih baik dari orang lain
Kriteria evaluasi Mutlak, kemajuan Normatif
KEBIJAKAN SEKOLAH DAN GURU YANG TAMPAKNYA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN ATAU TASK GOAL
AREA TUJUAN CONTOH STRATEGI YANG MEMUNGKINKAN
Task Mempertinggi daya tarik instrinsik dari learning task Mendorong pembelajaran yang berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman siswa
Membuat pembelajaran lebih bermakna Menghindari bayaran (keuangan atau yang lain) untuk kehadiran, nilai dan prestasi
Mempercepat tujuan, setting, dan pengaturan diri sendiri
Menggunakan program ekstra kelas yang membuat pengalaman belajar relevan
Otonomi/ tanggung jawab Menyediakan kebebasan yang optimal bagi siswa untuk membuat pilihan dan mengambil tanggung jawab Memberikan alternatif dalam membuat tugas
Meminta komentar siswa terhadap sekolah, menyukainya dan melakukannya dengan serius
Mendorong program pembelajaran yang mendorong siswa untuk berinisiatif dan mengevaluasi pembelajarannya sendiri
Menciptakan kesempatan kepemimpinan bagi semua siswa
0 comments on "MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK"
Post a Comment