Oleh ETI HERAWATI, M.Pd.
Kegiatan ”in-service training”, suatu pengembangan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru mengajar dalam jabatan, sering kali menjadi suatu yang oleh kebanyakan guru dirasakan "enggan".
PADA umumnya, guru sudah merasakan "kemampuan" yang enak sehingga manakala ada suatu inovasi baru, mereka cenderung menolak dan tetap memakai aturan dan tata cara lama. Hal ini berbeda dengan keadaan di Jepang, pada umumnya guru antusias untuk suatu pembaruan pembelajaran.
"Kenkyu happyoka" atau di kalangan Amerika Serikat dikenal sebagai lesson study merupakan salah satu usaha resmi dari para pendidik matematika di Jepang dalam rangka pengembangan peningkatan profesi mengajar para guru di sekolah.
Guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Upaya menguasai keempat kompetensi tersebut melalui pendidikan formal hanyalah merupakan syarat perlu bagi setiap guru. Akan tetapi, upaya peningkatan kemampuan secara terus menerus merupakan syarat cukup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Salah satunya melalui lesson study. Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Lesson study mempunyai pengertian belajar pada suatu pembelajaran. Seseorang (guru atau calon guru) bisa belajar tentang bagaimana melakukan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu melalui tampilan pembelajaran yang ada (live/real atau rekaman video). Guru bisa mengadopsi metode, teknik, ataupun strategi pembelajaran, penggunaan media, dan sebagainya yang diangkat oleh guru penampil untuk ditiru atau dikembangkan di kelasnya masing-masing. Hasil analisis dan pengamatan di kelas sangat diperlukan sebagai bahan masukan bagi guru penampil untuk perbaikan di masa mendatang.
Melalui kegiatan lesson study dikembangkan pembelajaran yang dapat mendorong siswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui hands-on (aktivitas tangan) dan mind-on activity (aktivitas berpikir), daily life (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari), dan local materials (menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita).
Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksi) yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (continous improvement).
Lesson study sebagai suatu kegiatan yang diawali dengan pengembangan perencanaan secara bersama, proses pembelajaran terbuka dengan melibatkan sejumlah observer, dan refleksi atau diskusi pascapembelajaran, merupakan suatu kegiatan yang sangat potensial untuk menciptakan proses interaksi antarberbagai pihak yaitu guru, dosen, kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, dll. Melalui interaksi yang dapat terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan, sangat dimungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan terhadap pembelajaran. Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif, selain masing-masing pihak yang terkait memperoleh input dan umpan balik, sebagai tindak lanjutnya tidak mustahil memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
Jika lesson study yang dilakukan benr-benar dipersiapkan dengan baik sehingga setiap orang yang mengikuti merasa memperoleh pengetahuan yang sangat berharga, baik disadari atau tidak, tindak lanjut dari kegiatan tersebut akan terjadi dengan sendirinya yang dapat berlangsung pada tataran individu, kelompok, atau sistem tertentu.
Kegiatan lesson study yang sudah dikembangkan oleh UPI, UNY, dan UM sangat potensial sebagai model alternatif pembinaan guru untuk meningkatkan keprofesionalan guru di Indonesia. Sebagai dampak akumulatif dari kegiatan lesson study diharapkan terjadi peningkatan mutu pendidikan di tanah air.***
Penulis, guru matematika SMP Negeri 1 Karangampel Indrama
Monday, November 15, 2010
Meningkatkan Kualitas Belajar dari Pembelajaran
Kegiatan ”in-service training”, suatu pengembangan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru mengajar dalam jabatan, sering kali menjadi suatu yang oleh kebanyakan guru dirasakan "enggan".
PADA umumnya, guru sudah merasakan "kemampuan" yang enak sehingga manakala ada suatu inovasi baru, mereka cenderung menolak dan tetap memakai aturan dan tata cara lama. Hal ini berbeda dengan keadaan di Jepang, pada umumnya guru antusias untuk suatu pembaruan pembelajaran.
"Kenkyu happyoka" atau di kalangan Amerika Serikat dikenal sebagai lesson study merupakan salah satu usaha resmi dari para pendidik matematika di Jepang dalam rangka pengembangan peningkatan profesi mengajar para guru di sekolah.
Guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Upaya menguasai keempat kompetensi tersebut melalui pendidikan formal hanyalah merupakan syarat perlu bagi setiap guru. Akan tetapi, upaya peningkatan kemampuan secara terus menerus merupakan syarat cukup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Salah satunya melalui lesson study. Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Lesson study mempunyai pengertian belajar pada suatu pembelajaran. Seseorang (guru atau calon guru) bisa belajar tentang bagaimana melakukan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu melalui tampilan pembelajaran yang ada (live/real atau rekaman video). Guru bisa mengadopsi metode, teknik, ataupun strategi pembelajaran, penggunaan media, dan sebagainya yang diangkat oleh guru penampil untuk ditiru atau dikembangkan di kelasnya masing-masing. Hasil analisis dan pengamatan di kelas sangat diperlukan sebagai bahan masukan bagi guru penampil untuk perbaikan di masa mendatang.
Melalui kegiatan lesson study dikembangkan pembelajaran yang dapat mendorong siswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui hands-on (aktivitas tangan) dan mind-on activity (aktivitas berpikir), daily life (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari), dan local materials (menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita).
Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksi) yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (continous improvement).
Lesson study sebagai suatu kegiatan yang diawali dengan pengembangan perencanaan secara bersama, proses pembelajaran terbuka dengan melibatkan sejumlah observer, dan refleksi atau diskusi pascapembelajaran, merupakan suatu kegiatan yang sangat potensial untuk menciptakan proses interaksi antarberbagai pihak yaitu guru, dosen, kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, dll. Melalui interaksi yang dapat terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan, sangat dimungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan terhadap pembelajaran. Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif, selain masing-masing pihak yang terkait memperoleh input dan umpan balik, sebagai tindak lanjutnya tidak mustahil memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
Jika lesson study yang dilakukan benr-benar dipersiapkan dengan baik sehingga setiap orang yang mengikuti merasa memperoleh pengetahuan yang sangat berharga, baik disadari atau tidak, tindak lanjut dari kegiatan tersebut akan terjadi dengan sendirinya yang dapat berlangsung pada tataran individu, kelompok, atau sistem tertentu.
Kegiatan lesson study yang sudah dikembangkan oleh UPI, UNY, dan UM sangat potensial sebagai model alternatif pembinaan guru untuk meningkatkan keprofesionalan guru di Indonesia. Sebagai dampak akumulatif dari kegiatan lesson study diharapkan terjadi peningkatan mutu pendidikan di tanah air.***
Penulis, guru matematika SMP Negeri 1 Karangampel Indrama
Monday, November 15, 2010
Meningkatkan Kualitas Belajar dari Pembelajaran
Kegiatan ”in-service training”, suatu pengembangan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru mengajar dalam jabatan, sering kali menjadi suatu yang oleh kebanyakan guru dirasakan "enggan".
PADA umumnya, guru sudah merasakan "kemampuan" yang enak sehingga manakala ada suatu inovasi baru, mereka cenderung menolak dan tetap memakai aturan dan tata cara lama. Hal ini berbeda dengan keadaan di Jepang, pada umumnya guru antusias untuk suatu pembaruan pembelajaran.
"Kenkyu happyoka" atau di kalangan Amerika Serikat dikenal sebagai lesson study merupakan salah satu usaha resmi dari para pendidik matematika di Jepang dalam rangka pengembangan peningkatan profesi mengajar para guru di sekolah.
Guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Upaya menguasai keempat kompetensi tersebut melalui pendidikan formal hanyalah merupakan syarat perlu bagi setiap guru. Akan tetapi, upaya peningkatan kemampuan secara terus menerus merupakan syarat cukup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Salah satunya melalui lesson study. Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Lesson study mempunyai pengertian belajar pada suatu pembelajaran. Seseorang (guru atau calon guru) bisa belajar tentang bagaimana melakukan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu melalui tampilan pembelajaran yang ada (live/real atau rekaman video). Guru bisa mengadopsi metode, teknik, ataupun strategi pembelajaran, penggunaan media, dan sebagainya yang diangkat oleh guru penampil untuk ditiru atau dikembangkan di kelasnya masing-masing. Hasil analisis dan pengamatan di kelas sangat diperlukan sebagai bahan masukan bagi guru penampil untuk perbaikan di masa mendatang.
Melalui kegiatan lesson study dikembangkan pembelajaran yang dapat mendorong siswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui hands-on (aktivitas tangan) dan mind-on activity (aktivitas berpikir), daily life (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari), dan local materials (menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita).
Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksi) yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (continous improvement).
Lesson study sebagai suatu kegiatan yang diawali dengan pengembangan perencanaan secara bersama, proses pembelajaran terbuka dengan melibatkan sejumlah observer, dan refleksi atau diskusi pascapembelajaran, merupakan suatu kegiatan yang sangat potensial untuk menciptakan proses interaksi antarberbagai pihak yaitu guru, dosen, kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, dll. Melalui interaksi yang dapat terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan, sangat dimungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan terhadap pembelajaran. Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif, selain masing-masing pihak yang terkait memperoleh input dan umpan balik, sebagai tindak lanjutnya tidak mustahil memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
Jika lesson study yang dilakukan benr-benar dipersiapkan dengan baik sehingga setiap orang yang mengikuti merasa memperoleh pengetahuan yang sangat berharga, baik disadari atau tidak, tindak lanjut dari kegiatan tersebut akan terjadi dengan sendirinya yang dapat berlangsung pada tataran individu, kelompok, atau sistem tertentu.
Kegiatan lesson study yang sudah dikembangkan oleh UPI, UNY, dan UM sangat potensial sebagai model alternatif pembinaan guru untuk meningkatkan keprofesionalan guru di Indonesia. Sebagai dampak akumulatif dari kegiatan lesson study diharapkan terjadi peningkatan mutu pendidikan di tanah air.***
Penulis, guru matematika SMP Negeri 1 Karangampel Indrama
0 comments on "Meningkatkan Kualitas Belajar dari Pembelajaran"
Post a Comment