Jakarta - Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi sujud di rumahnya, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Menjelang dimakamkan, jenazah abdi dalem Kesultanan Yogyakarta tersebut telah dapat diluruskan sehingga bisa masuk ke dalam peti mati.
"Jenazahnya bisa diluruskan. Kan, belum lama meninggalnya. Setiap jenazah itu dalam waktu 3 X 24 jam bisa diluruskan," kata Kepala Humas Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Sutrisno, kepada detikcom, Kamis (28/10/2010).
Menurut Sutrisno, tubuh Mbah Maridjan terbakar total akibat terkena awan panas Gunung Merapi pada Selasa (26/10), lalu. Rambut kakek berumur 83 tahun itu juga habis. Saat ditemukan oleh tim evakuasi, tidak ada peci yang melekat di kepala Mbah Maridjan.
Ketika jenazah tiba di RS Sardjito, potongan sarung dan kemeja batik yang dipakai Mbah Maridjan masih menempel di tubuhnya yang kering. Kala itu Mbah Maridjan mengenakan batik berwarna cokelat.
Wajah Mbah Maridjan sebagian masih terlihat jelas sehingga dengan cepat dikenali. Meski ciri-ciri fisik jenazah sudah mengarah ke Mbah Maridjan, dokter tetap melakukan pemeriksaan khusus berupa uji DNA. RS juga melakukan pemotretan kepala jenazah dari berbagai sudut untuk mengoptimalkan dugaan.
"Hasilnya, ketemu semuanya kalau itu jenazah almarhum," sambung Sutrisno.
Dikatakan Sutrisno, jenazah Mbah Marijan tetap dimandikan dan dikafani meski dalam kondisi luka bakar 100 persen. "Pokoknya jenazah almarhum bisa diurus secara normal sebagaimana layaknya kalau orang meninggal," tutupnya.
Wednesday, October 27, 2010
kematian Marijan
Jakarta - Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi sujud di rumahnya, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Menjelang dimakamkan, jenazah abdi dalem Kesultanan Yogyakarta tersebut telah dapat diluruskan sehingga bisa masuk ke dalam peti mati.
"Jenazahnya bisa diluruskan. Kan, belum lama meninggalnya. Setiap jenazah itu dalam waktu 3 X 24 jam bisa diluruskan," kata Kepala Humas Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Sutrisno, kepada detikcom, Kamis (28/10/2010).
Menurut Sutrisno, tubuh Mbah Maridjan terbakar total akibat terkena awan panas Gunung Merapi pada Selasa (26/10), lalu. Rambut kakek berumur 83 tahun itu juga habis. Saat ditemukan oleh tim evakuasi, tidak ada peci yang melekat di kepala Mbah Maridjan.
Ketika jenazah tiba di RS Sardjito, potongan sarung dan kemeja batik yang dipakai Mbah Maridjan masih menempel di tubuhnya yang kering. Kala itu Mbah Maridjan mengenakan batik berwarna cokelat.
Wajah Mbah Maridjan sebagian masih terlihat jelas sehingga dengan cepat dikenali. Meski ciri-ciri fisik jenazah sudah mengarah ke Mbah Maridjan, dokter tetap melakukan pemeriksaan khusus berupa uji DNA. RS juga melakukan pemotretan kepala jenazah dari berbagai sudut untuk mengoptimalkan dugaan.
"Hasilnya, ketemu semuanya kalau itu jenazah almarhum," sambung Sutrisno.
Dikatakan Sutrisno, jenazah Mbah Marijan tetap dimandikan dan dikafani meski dalam kondisi luka bakar 100 persen. "Pokoknya jenazah almarhum bisa diurus secara normal sebagaimana layaknya kalau orang meninggal," tutupnya.
Wednesday, October 27, 2010
kematian Marijan
Jakarta - Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi sujud di rumahnya, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Menjelang dimakamkan, jenazah abdi dalem Kesultanan Yogyakarta tersebut telah dapat diluruskan sehingga bisa masuk ke dalam peti mati.
"Jenazahnya bisa diluruskan. Kan, belum lama meninggalnya. Setiap jenazah itu dalam waktu 3 X 24 jam bisa diluruskan," kata Kepala Humas Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Sutrisno, kepada detikcom, Kamis (28/10/2010).
Menurut Sutrisno, tubuh Mbah Maridjan terbakar total akibat terkena awan panas Gunung Merapi pada Selasa (26/10), lalu. Rambut kakek berumur 83 tahun itu juga habis. Saat ditemukan oleh tim evakuasi, tidak ada peci yang melekat di kepala Mbah Maridjan.
Ketika jenazah tiba di RS Sardjito, potongan sarung dan kemeja batik yang dipakai Mbah Maridjan masih menempel di tubuhnya yang kering. Kala itu Mbah Maridjan mengenakan batik berwarna cokelat.
Wajah Mbah Maridjan sebagian masih terlihat jelas sehingga dengan cepat dikenali. Meski ciri-ciri fisik jenazah sudah mengarah ke Mbah Maridjan, dokter tetap melakukan pemeriksaan khusus berupa uji DNA. RS juga melakukan pemotretan kepala jenazah dari berbagai sudut untuk mengoptimalkan dugaan.
"Hasilnya, ketemu semuanya kalau itu jenazah almarhum," sambung Sutrisno.
Dikatakan Sutrisno, jenazah Mbah Marijan tetap dimandikan dan dikafani meski dalam kondisi luka bakar 100 persen. "Pokoknya jenazah almarhum bisa diurus secara normal sebagaimana layaknya kalau orang meninggal," tutupnya.
0 comments on "kematian Marijan"
Post a Comment