Mitos mempunyai 4 macam asal usul secara garis besar, yaitu:
1. Euhemerisme
Menurut teori ini, mitos adalah sebuah laporan yang diubah dari kejadian sejarah yang pernah terjadi. Para pencerita berulang-ulang menerangkan tentang kejadian historis hingga figur/tokoh dalam cerita mendapat status sebagai "dewa". Misalnya ada tokoh yang pernah berdebat tentang mitos dewa angin Aeolus berevolusi dari kejadian sejarah tentang raja yang mengajar rakyatnya untuk berlayar dan menggunakan angin demi kebutuhannya. Herodotus dan Prodicus membuat klaim seperti ini. Teori ini dinamakan Euhemerisme, dari seorang mitologis Euhemerus (320 SM), yang memperkirakan dewa-dewi Yunani dikembangkan dari legenda tentang manusia
2. Alegori
Teori ini menyebutkan bahwa mitos muncul sebagai alegori. Alegori sendiri adalah majas yang menjelaskan suatu maksud tanpa harfiah. Jadi dalam teori alegori ini, mitos mulai sebagai alegori untuk fenomena alam. Misal Apollo untuk mewakili api, Poseidon mewakili air dan seterusnya. Selain untuk menjelaskan fenomena alam, mitos sebagai alegori juga menjelaskan konsep filosofis atau spiritual, maksudnya sebagai bentuk sifat sifat manusia. Misalnya Athena sebagai perwakilan sifat kebijaksanaan, Aphrodite sebagai perwakilan gairah manusia dan sebagainya. Pendukung teori alegori ini adalah Max Müller, Sanskritis abad ke-19. Dia percaya bahwa mitos mulai sebagai deskripsi alegoris alam, yang perlahan menjadi diterjemahkan secara harfiah. Misalnya, penjelasan puitis dari kalimat "Laut sedang marah" dipikirkan sebagai dewa yang sedang marah dsb
3. Personifikasi
Teori ini menjelaskan mitos dihasilkan dari personifikasi benda dan objek yang tidak bergerak. Para manusia dulu mungkin menyembah fenomena/kejadian alam seperti api, air dan sebagainya dan perlahan menyebut mereka sebagai dewa-dewi. Contohnya dalam teori Pemikiran Mitopoeik, para manusia terdahulu cenderung melihat sesuatu sebagai seseorang, bukan objek/benda, dengan demikian, mereka menjelaskan kejadian alam sebagai tindakan dari dewa, yang melahirkan mitos
Pemikiran Mitopoeik adalah tahap pemikiran manusia sebelum tahap modern, manusia melihat tiap kejadian sebagai tindakan atau bagian dari keinginan manusia. Dengan teori ini, diharapkan menjelaskan kecenderungan manusia terdahulu untuk membuat mitos, yang kejadian alam adalah tindakan dewa dan para arwah
4. Teori Ritual-Mitos
Menurut teori Ritual-Mitos ini, keberadaan mitos terikat dengan ritual. Di bentuk yang paling ekstrim, teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini dijelaskan pertama kali oleh William Robertson Smith, sarjana Bibel. Menurut Smith ini, orang-orang melakukan ritual yang tak ada hubungannya dengan mitos, setelah mereka lupa alasan sesungguhnya dari ritual itu, mereka menerangkan ritual dengan membuat sendiri mitosnya dan mengklaim ritual untuk memperingati kejadian yang sudah dijelaskan mitos. Antropologis James Frazer mempunyai pendapat yang mirip, dia menjelaskan manusia dahulu percaya pada hukum magis, saat mereka kehilangan percaya hukum itu, mereka membuat mitos tentang dewa dan mengklaim ritual magis terdahulu mereka sebagai ritual religius yang ditujukan menyenangkan para dewa
Tuesday, October 26, 2010
teori asal usul mitos
1. Euhemerisme
Menurut teori ini, mitos adalah sebuah laporan yang diubah dari kejadian sejarah yang pernah terjadi. Para pencerita berulang-ulang menerangkan tentang kejadian historis hingga figur/tokoh dalam cerita mendapat status sebagai "dewa". Misalnya ada tokoh yang pernah berdebat tentang mitos dewa angin Aeolus berevolusi dari kejadian sejarah tentang raja yang mengajar rakyatnya untuk berlayar dan menggunakan angin demi kebutuhannya. Herodotus dan Prodicus membuat klaim seperti ini. Teori ini dinamakan Euhemerisme, dari seorang mitologis Euhemerus (320 SM), yang memperkirakan dewa-dewi Yunani dikembangkan dari legenda tentang manusia
2. Alegori
Teori ini menyebutkan bahwa mitos muncul sebagai alegori. Alegori sendiri adalah majas yang menjelaskan suatu maksud tanpa harfiah. Jadi dalam teori alegori ini, mitos mulai sebagai alegori untuk fenomena alam. Misal Apollo untuk mewakili api, Poseidon mewakili air dan seterusnya. Selain untuk menjelaskan fenomena alam, mitos sebagai alegori juga menjelaskan konsep filosofis atau spiritual, maksudnya sebagai bentuk sifat sifat manusia. Misalnya Athena sebagai perwakilan sifat kebijaksanaan, Aphrodite sebagai perwakilan gairah manusia dan sebagainya. Pendukung teori alegori ini adalah Max Müller, Sanskritis abad ke-19. Dia percaya bahwa mitos mulai sebagai deskripsi alegoris alam, yang perlahan menjadi diterjemahkan secara harfiah. Misalnya, penjelasan puitis dari kalimat "Laut sedang marah" dipikirkan sebagai dewa yang sedang marah dsb
3. Personifikasi
Teori ini menjelaskan mitos dihasilkan dari personifikasi benda dan objek yang tidak bergerak. Para manusia dulu mungkin menyembah fenomena/kejadian alam seperti api, air dan sebagainya dan perlahan menyebut mereka sebagai dewa-dewi. Contohnya dalam teori Pemikiran Mitopoeik, para manusia terdahulu cenderung melihat sesuatu sebagai seseorang, bukan objek/benda, dengan demikian, mereka menjelaskan kejadian alam sebagai tindakan dari dewa, yang melahirkan mitos
Pemikiran Mitopoeik adalah tahap pemikiran manusia sebelum tahap modern, manusia melihat tiap kejadian sebagai tindakan atau bagian dari keinginan manusia. Dengan teori ini, diharapkan menjelaskan kecenderungan manusia terdahulu untuk membuat mitos, yang kejadian alam adalah tindakan dewa dan para arwah
4. Teori Ritual-Mitos
Menurut teori Ritual-Mitos ini, keberadaan mitos terikat dengan ritual. Di bentuk yang paling ekstrim, teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini dijelaskan pertama kali oleh William Robertson Smith, sarjana Bibel. Menurut Smith ini, orang-orang melakukan ritual yang tak ada hubungannya dengan mitos, setelah mereka lupa alasan sesungguhnya dari ritual itu, mereka menerangkan ritual dengan membuat sendiri mitosnya dan mengklaim ritual untuk memperingati kejadian yang sudah dijelaskan mitos. Antropologis James Frazer mempunyai pendapat yang mirip, dia menjelaskan manusia dahulu percaya pada hukum magis, saat mereka kehilangan percaya hukum itu, mereka membuat mitos tentang dewa dan mengklaim ritual magis terdahulu mereka sebagai ritual religius yang ditujukan menyenangkan para dewa
Tuesday, October 26, 2010
teori asal usul mitos
1. Euhemerisme
Menurut teori ini, mitos adalah sebuah laporan yang diubah dari kejadian sejarah yang pernah terjadi. Para pencerita berulang-ulang menerangkan tentang kejadian historis hingga figur/tokoh dalam cerita mendapat status sebagai "dewa". Misalnya ada tokoh yang pernah berdebat tentang mitos dewa angin Aeolus berevolusi dari kejadian sejarah tentang raja yang mengajar rakyatnya untuk berlayar dan menggunakan angin demi kebutuhannya. Herodotus dan Prodicus membuat klaim seperti ini. Teori ini dinamakan Euhemerisme, dari seorang mitologis Euhemerus (320 SM), yang memperkirakan dewa-dewi Yunani dikembangkan dari legenda tentang manusia
2. Alegori
Teori ini menyebutkan bahwa mitos muncul sebagai alegori. Alegori sendiri adalah majas yang menjelaskan suatu maksud tanpa harfiah. Jadi dalam teori alegori ini, mitos mulai sebagai alegori untuk fenomena alam. Misal Apollo untuk mewakili api, Poseidon mewakili air dan seterusnya. Selain untuk menjelaskan fenomena alam, mitos sebagai alegori juga menjelaskan konsep filosofis atau spiritual, maksudnya sebagai bentuk sifat sifat manusia. Misalnya Athena sebagai perwakilan sifat kebijaksanaan, Aphrodite sebagai perwakilan gairah manusia dan sebagainya. Pendukung teori alegori ini adalah Max Müller, Sanskritis abad ke-19. Dia percaya bahwa mitos mulai sebagai deskripsi alegoris alam, yang perlahan menjadi diterjemahkan secara harfiah. Misalnya, penjelasan puitis dari kalimat "Laut sedang marah" dipikirkan sebagai dewa yang sedang marah dsb
3. Personifikasi
Teori ini menjelaskan mitos dihasilkan dari personifikasi benda dan objek yang tidak bergerak. Para manusia dulu mungkin menyembah fenomena/kejadian alam seperti api, air dan sebagainya dan perlahan menyebut mereka sebagai dewa-dewi. Contohnya dalam teori Pemikiran Mitopoeik, para manusia terdahulu cenderung melihat sesuatu sebagai seseorang, bukan objek/benda, dengan demikian, mereka menjelaskan kejadian alam sebagai tindakan dari dewa, yang melahirkan mitos
Pemikiran Mitopoeik adalah tahap pemikiran manusia sebelum tahap modern, manusia melihat tiap kejadian sebagai tindakan atau bagian dari keinginan manusia. Dengan teori ini, diharapkan menjelaskan kecenderungan manusia terdahulu untuk membuat mitos, yang kejadian alam adalah tindakan dewa dan para arwah
4. Teori Ritual-Mitos
Menurut teori Ritual-Mitos ini, keberadaan mitos terikat dengan ritual. Di bentuk yang paling ekstrim, teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini dijelaskan pertama kali oleh William Robertson Smith, sarjana Bibel. Menurut Smith ini, orang-orang melakukan ritual yang tak ada hubungannya dengan mitos, setelah mereka lupa alasan sesungguhnya dari ritual itu, mereka menerangkan ritual dengan membuat sendiri mitosnya dan mengklaim ritual untuk memperingati kejadian yang sudah dijelaskan mitos. Antropologis James Frazer mempunyai pendapat yang mirip, dia menjelaskan manusia dahulu percaya pada hukum magis, saat mereka kehilangan percaya hukum itu, mereka membuat mitos tentang dewa dan mengklaim ritual magis terdahulu mereka sebagai ritual religius yang ditujukan menyenangkan para dewa
0 comments on "teori asal usul mitos"
Post a Comment